Cerita Murid Perempuan Menunggu Janji Taliban Membuka Kembali Sekolah

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 2 Oktober 2021 19:30 WIB

Guru Mahajera Armani bersama dengan murid perempuannya berpose bersama saat belajar di ruangan terbuka yang diadakan oleh Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) di Jalalabad, Afghanistan, 19 September 2015. Malala Yousafzai, mendesak para pimpinan dunia yang melakukan pertemuan di PBB untuk membantu pendidikan di negara-negara miskin. REUTERS/Parwiz

TEMPO.CO, Jakarta - Murid perempuan sekolah menengah di Afghanistan menunggu dalam ketidakpastian kapan Taliban mengizinkan mereka kembali ke sekolah.

Setelah sebulan lebih berkuasa, Taliban baru membuka sekolah menengah untuk murid laki-laki, sementara murid perempuan dibiarkan tinggal di rumah.

Dua minggu sejak anak laki-laki kelas enam ke atas disuruh kembali ke sekolah, pemerintah mengatakan sedang berupaya untuk memungkinkan anak perempuan melakukan hal yang sama.

Murid perempuan sekolah dasar lebih beruntung karena mereka sudah boleh kembali ke sekolah.

"Permintaan saya kepada Imarah Islam adalah agar anak perempuan diizinkan pergi ke sekolah," kata Marwa, seorang siswi di Kabul, menggunakan istilah yang digunakan Taliban untuk menggambarkan pemerintahan mereka.

Advertising
Advertising

"Juga guru (perempuan) harus diizinkan pergi ke sekolah dan mengajar anak perempuan. Saya bermimpi menjadi dokter top untuk melayani rakyat saya, negara saya, dan keluarga saya dan bekerja di masyarakat, tetapi sekarang tidak jelas seperti apa masa depan saya," katanya.

Masalah ini menjadi semakin penting karena seluruh dunia, yang bantuannya sangat dibutuhkan Afghanistan, mencoba untuk mengukur apakah pemerintah baru Taliban akan memberikan kebebasan yang lebih besar kepada perempuan dan anak perempuan daripada terakhir kali mereka berkuasa tahun 2001.

"Kementerian Pendidikan bekerja keras untuk menyediakan dasar bagi pendidikan gadis sekolah menengah sesegera mungkin," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid pada konferensi pers, 21 September 2021, seperti dilaporkan Reuters.

Kementerian itu mengeluarkan pernyataan di halaman Facebook-nya pada 24 September bahwa belum ada keputusan tentang kapan anak perempuan dapat pergi ke sekolah, tetapi masalah ini sedang dicarikan jalan keluarnya.

Sejumlah pelajar sekolah dasar bermain disela istirahat saat bersekolah di Kabul, Afghanistan, 18 September 2021. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

Tingkat pendidikan dan melek huruf anak perempuan masih relatif rendah menurut standar dunia dan jauh di bawah tingkat anak laki-laki, namun meningkat tajam setelah pemerintah Taliban digulingkan oleh AS setelah serangan 11 September 2001.

Pejabat asing dan aktivis hak asasi manusia termasuk Kepala HAM PBB Michelle Bachelet dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai telah memperingatkan bahwa salah satu keuntungan sosial terbesar dalam 20 tahun terakhir berada di bawah ancaman.

Menghadapi krisis ekonomi yang berpotensi menimbulkan bencana yang akan membutuhkan bantuan luar negeri dalam jumlah besar, Taliban mencoba menampilkan wajah damai karena berusaha untuk mendapatkan pengakuan internasional untuk pemerintahnya.

Para pejabat Afghanistan mengatakan mereka tidak akan mengulangi aturan keras pemerintah Taliban sebelumnya yang digulingkan pada 2001, denganb melarang sebagian besar pendidikan anak perempuan dan melarang perempuan keluar di depan umum tanpa wali laki-laki.

Mereka mengatakan semua hak untuk perempuan dan anak perempuan akan dijamin sesuai dengan hukum Islam. Tetapi mereka belum mengatakan kapan dan dalam kondisi apa sekolah untuk perempuan akan diizinkan untuk dibuka kembali.

“Jika saudara-saudara Taliban kami ingin pemerintahan mereka stabil dan masyarakat internasional mengakuinya, menurut syariah, mereka harus mengizinkan anak perempuan untuk belajar,” kata Shaima Samih, seorang guru matematika berusia 57 tahun dari Kabul.

Berita terkait

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

1 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

2 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

2 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

3 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

4 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

5 hari lalu

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

5 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

5 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

7 hari lalu

Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

Badan layanan darurat Palestina telah menemukan 210 jasad di kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Kota Khan Younis, Gaza selatan

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

7 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya