Inilah S-400 Rudal Canggih Rusia, Diminati Turki dan Jadi Perhatian AS

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 27 September 2021 13:52 WIB

Sistem rudal S-400. Sumber : Sputnik/RT.com

TEMPO.CO, Jakarta - Turki nekat menambah rudal bergerak S-400 buatan Rusia, meskipun sudah mendapat peringatan keras Amerika Serikat saat membeli peluru kendali dari darat ke udara itu.

Alasan Turki, sebagai anggota NATO, mereka tidak mendapat dukungan sistem pertahanan udara yang memuaskan dari sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu.

Rudal S-400 termasuk yang diperhitungkan Amerika Serikat karena mampu mendeteksi target dengan sinyal rendah seperti jet tempur siluman sekelas F-35 AS.

Selain Rusia, pengguna rudal ini adalah Cina, India dan Turki.

Menurut laman Eurasiantimes.com, Rusia mengklaim bahwa sistem senjata anti-pesawat ini tidak memiliki lawan paralel di seluruh dunia dalam hal kemampuan tempur.

Advertising
Advertising

Sistem S-400 Triumf, yang disebut sebagai SA-21 Growler oleh NATO, mampu mengenai sasaran pada ketinggian hingga 300 kilometer.

Melansir Time, Ukraina mendesak Amerika Serikat untuk mengerahkan sistem rudal Patriot menahan garis melawan Rusia. Rudal Patriot merupakan sistem pertahanan udara jarak jauh untuk melawan rudal balistik taktis, rudal jelajah, dan pesawat canggih. Military-today.com

Radar memiliki jangkauan setidaknya 600 km untuk pengawasan, sementara rudalnya memiliki jangkauan operasional hingga 400 km.

Sistem ini juga dilengkapi dengan fitur fire-and-forget-misil yang dilengkapi dengan perangkat pelacak yang memungkinkan mereka mengunci target dan menghancurkannya. Ini dapat secara bersamaan melacak dan menghancurkan sejumlah besar target pada jarak 150 kilometer.

Selain itu, S-400 adalah satu-satunya rudal di dunia yang mampu mencapai target di luar cakrawala. Sistem ini juga terlindungi dengan baik dari peperangan elektronik.

Ditambah lagi, dengan harga $300 juta per unit ini dinilai cukup bersaing. Ini adalah senjata yang diinginkan untuk setiap kekuatan pertahanan.

S-400 Triumf adalah sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) bergerak mampu menyerang pesawat, drone, rudal jelajah, dan memiliki kemampuan pertahanan rudal balistik terminal.

Ini mewakili generasi keempat SAM Rusia jarak jauh, dan penerus S-200 dan S-300. Kemampuan S-400 secara kasar sebanding dengan sistem Patriot AS, demikian ditulis missilethreat.csis.org.

Tidak seperti beberapa pencegat rudal Patriot saat ini, S-400 tidak menggunakan teknologi pertahanan rudal balistik hit-to-kill. Namun Rusia sedang mengembangkan pencegat baru, 77N6, yang diyakini menggunakan teknologi hit to kill.

Berita terkait

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

7 jam lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

7 jam lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

10 jam lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

13 jam lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

13 jam lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

14 jam lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

15 jam lalu

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

Menhan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan pada hari Rabu, bahwa terkait Rafah, AS meninjau beberapa pengiriman senjata jangka pendek ke Israel.

Baca Selengkapnya

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

16 jam lalu

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB untuk memprotes pemungutan suara yang mendukung keanggotaan penuh Palestina

Baca Selengkapnya

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

17 jam lalu

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

Pemerintahan Joe Biden mengakui bahwa Israel kemungkinan menggunakan senjata yang disediakan AS tak sesuai hukum kemanusiaan di Gaza

Baca Selengkapnya

143 Negara Dukung Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

18 jam lalu

143 Negara Dukung Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

143 negara memberikan suara setuju untuk keanggotaan penuh Palestina di PBB, sembilan negara menolak, termasuk AS, Israel, dan 25 negara abstain.

Baca Selengkapnya