PM Pakistan Peringatkan Taliban Soal Ancaman Perang Saudara di Afghanistan

Rabu, 22 September 2021 19:00 WIB

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berbicara selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (tidak difoto) di Putrajaya, Malaysia, 4 Februari 2020. [REUTERS / Lim Huey Teng / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - PM Pakistan Imran Khan memperingatkan Taliban bahwa ancaman perang saudara di Afghanistan nyata. Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, ia mengatakan hal itu akan terjadi apabila Taliban gagal membentuk pemerintahan yang inklusif.

"Jika mereka tidak memiliki pemerintahan yang inklusif, maka secara gradual hal itu akan mengerah ke perang saudara. Jika mereka tidak melibatkan seluruh faksi cepat atau lambat, maka hal itu juga akan berdampak ke Pakistan," ujarnya, Selasa kemarin, 21 September 2021.

Khan melanjutkan, hal yang paling ia khawatirkan adalah kemungkinan krisis kemanusiaan dan pengungsi jika perang saudara terjadi. Selain itu, soal kemungkinan wilayah Afghanistan digunakan oleh kelompok bersenjata yang mencoba melawan Pemerintah Pakistan.

"Hal itu akan mengarah pada Afghanistan yang kacau dan tidak stabil."

"Kekacauan adalah tempat yang ideal untuk teroris, karena tidak ada kontrol apabila terjadi pertarungan... Jadi, terorisme dari Afghanistan, krisis kemanusiaan, perang saudara, dan gelombang pengungsi adalah isu yang kami khawatirkan," ujar khan menegaskan.

Saat berhasil menduduki Afghanistan pada Agustus lalu, Taliban berjanji akan membentuk pemerintahan yang inklusif dan terbuka. Realitanya, Taliban mengisi pemerintahan Afghanistan dengan orang-orang pilihannya dan tidak ada satupun pejabat perempuan.

Hal tersebut menimbulkan gelombang protes, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Prancis bahkan sampai memutuskan untuk tidak mau berurusan dengan Taliban sampai mereka mengubah sikap.

Taliban sejauh ini bersikeras dengan sikapnya. Salah satu pimpinan Taliban, Mohammad Mobeen, mengatakan organisasinya tidak memberikan hak pada siapapun untuk memaksa mereka menerapkan pemerintahan inklusif.

"Kami sudah merdeka. Seperti Pakistan, kami punya hak untuk menentukan sistem pemerintahan kami," ujar Mobeen. Per berita ini ditulis, Taliban tengah berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari komunitas internasional, termasuk kesempatan untuk hadir di Sidang Umum PBB.

Baca juga: Taliban Kirim Surat Ingin Ikut Sidang Majelis Umum PBB di New York

ISTMAN MP | AL JAZEERA

Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

5 jam lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

5 jam lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

2 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court

10 hari lalu

5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court

Setidaknya 5 negara laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC. Negara mana saja? Sejauh mana kewenangan ICC bisa menanganinya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

11 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

17 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

18 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

28 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

29 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

39 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya