Amerika Ringankan Pembatasan Perjalanan untuk WNA dari 33 Negara

Selasa, 21 September 2021 14:10 WIB

Stadiun Ford Field, Michigan, menjadi salah satu lokasi vaksinasi COVID-19 di Amerika yang membebaskan warga dengan status kewarganegaraan apapun untuk divaksin gratis (Sumber: Indri Maulidar)

TEMPO.CO, Jakarta - Mulai November, Pemerintah Amerika akan membuka perbatasan lagi untuk pendatang yang sudah divaksin penuh dan datang dengan pesawat dari 33 negara. Beberapa di antaranya adalah Cina, India, Irlandia, Iran, Inggris, Brasil, dan puluhan negara Schengen, Eropa.

Dikutip dari kantor berita Reuters, keputusan disampaikan oleh koordinator respon pandemi COVID-19 Gedung Putih, Jeff Zients. Adapun hal itu kontras dengan sikap Presiden Amerika Joe Biden sebelumnya bahwa Amerika belum siap untuk membuka perbatasan lagi seiring memburuknya pandemi.

"Kebijakan akan berlaku awal November. Detil-detilnya belum diputuskan," ujar Zients, Senin, 20 September 2021.

Dibanding negara-negara lain, Amerika relatif lamban dalam melonggarkan pembatasan perjalanan untuk pendatang dari luar negeri. Untuk saat ini, Amerika masih melarang pendatang asing yang dua pekan terakhir berada di 33 negara tersebut. Keputusan terbaru mereka langsung diapresiasi oleh sekutu-sekutunya.

Amerika pertama kali menutup perbatasan untuk pendatang dari luar negeri, terkait pandemi COVID-19, pada Januari 2020 lalu. Mantan Presiden Amerika Donald Trump menutup perbatasan untuk pendatang dari Cina yang kala itu menjadi episentrum pandemi COVID-19. Secara gradual, Trump kemudian memperluasnya tanpa ukuran yang jelas.

Juru Bicara Pemerintah Amerika Jen Psaki melanjutkan, keputusan pelonggaran itu diambil bukan karena faktor diplomasi. Ia mengakui bahwa keputusan bertepatan dengan pelaksanaan Majelis Umum PBB di New York, namun faktor ilmiah tetaplah penentu utamanya.

"Kami bisa saja melakukannya sejak Juni lalu, ketika Presiden Amerika Joe Biden mulai melakukan perjalanan ke luar negeri...Keputusan kali ini berdasarkan pada bukti-bukti ilmiah," ujar Pskai.

CEO dari maskapai penerbangan British Airways, Sean Doyle, mengapresiasi keputusan Pemerintah Amerika. Ia menyebutnya keputusan bersejarah ayang akan membantu pemulihan ekonomi untuk industri penerbangan. Hal senada disampaikan oleh PM Inggris Boris Johnson.

"Keputusan bagus untuk mendorong bisnis dan perdagangan. Senang mengetahui teman dan keluarga dari Inggris dan Amerika bisa bertemu lagi," ujar Johnson soal dilonggarkannya pembatasan perjalanan.

Per berita ini ditulis, Amerika tercatat memiliki 43 juta kasus dan 694 ribu kematian akibat COVID-19. Adapun angka kasus per hari di Amerika mulai menunjukkan penurunan dari 189 ribu kasus per hari di bulan Agustus menjadi 86 ribu kasus per berita ini ditulis. Hal itu tak lepas dari pencapaian Amerika dalam vaksinasi COVID-19 di mana 55 persen warga sudah tervaksin penuh.

Baca juga: Belum Vaksinasi, Presiden Brasil Hanya Bisa Makan di Pinggir Jalan New York

ISTMAN MP | REUTERS







Berita terkait

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

5 jam lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

4 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

5 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya