Partai Putin Diperkirakan Menang Lagi dalam Pemilu Rusia

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Minggu, 19 September 2021 22:30 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan teropong saat mengamati latihan militer "Zapad 2021" yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia di tempat latihan Mulino di Wilayah Nizhny Novgorod, Rusia, 13 September 2021. [Sputnik/Sergei Savostyanov/ Kolam renang melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Rusia Bersatu yang berkuasa diperkirakan bakal menang pemilihan umum parlemen, sehingga peluang Vladimir Putin kembali berkuasa sangat terbuka.

Masyarakat Rusia menyelesaikan rangkaian pemungutan suara tiga hari pada Minggu, 19 September 2021, demikian dilaporkan Reuters.

Menurut sejumlah lembaga survai, meski mengalami penurunan, partai berkuasa itu tetap lebih populer daripada Partai Komunis dan partai nasionalis LDPR, yang sering mendukung Kremlin.

Rusia Bersatu memegang hampir tiga perempat dari 450 kursi Duma Negara. Dominasi itu tahun lalu membantu Kremlin meloloskan amandemen konstitusi yang memungkinkan Putin mencalonkan diri untuk dua periode lagi sebagai presiden setelah 2024, sehingga berpotensi tetap berkuasa hingga 2036.

Rusia Bersatu melenggang setelah tokoh oposisi Alexei Navalny dibungkam oleh pemerintah dengan mencap gerakannya sebagai ekstrimis dan dilarang.

Advertising
Advertising

Akibatnya, Navalny dan sekutunya dari Partai Komunis tidak bisa mencalonkan diri.

Berbagai kampanye melalui media sosial dilakukan oposisi untuk menggembosi suara Rusia Bersatu. "Suatu hari kita akan hidup di Rusia di mana dimungkinkan untuk memilih kandidat yang baik dengan platform politik yang berbeda," tulis sekutu Navalny, Leonid Volkov di messenger Telegram.

"Dan partai Navalny akan bersaing untuk mendapatkan kursi di parlemen dalam pemilihan yang adil dan kompetitif. Tapi untuk saat ini, 'pemungutan suara cerdas' adalah memilih Navalny."

Sejak pemungutan suara dimulai pada hari Jumat, Google, Apple dan Telegram messenger telah membatasi beberapa akses ke kampanye pemungutan suara taktis, yang membuat para aktivis menuduh mereka menyerah pada tekanan dari pemerintah. Apple dan Google belum menanggapi tuduhan tersebut.

Setelah pemungutan suara nasional ini, akan ada pemilihan presiden 2024. Putin, yang akan berusia 69 tahun bulan depan, belum mengatakan apakah dia akan mencalonkan diri.

Berita terkait

Ajudan Zelensky Sebut Ukraina Belum Siap Kompromi dengan Rusia

4 jam lalu

Ajudan Zelensky Sebut Ukraina Belum Siap Kompromi dengan Rusia

Ukraina mengaku belum siap menyerahkan wilayah mana pun kepada Rusia demi mengakhiri perang.

Baca Selengkapnya

Ini Harapan Duta Besar Ukraina untuk Pemerintah RI di Bawah Prabowo Subianto

1 hari lalu

Ini Harapan Duta Besar Ukraina untuk Pemerintah RI di Bawah Prabowo Subianto

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin berbicara tentang harapannya untuk pemerintah RI selanjutnya dan usulan perdamaian Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Rusia Bersumpah akan Hancurkan Senjata Barat yang Dikirim ke Ukraina

1 hari lalu

Rusia Bersumpah akan Hancurkan Senjata Barat yang Dikirim ke Ukraina

Rusia bersumpah untuk menghancurkan senjata yang dikirim negara-negara Barat ke Ukraina, di tengah laporan rencana AS akan kirim Patriot dari Israel

Baca Selengkapnya

Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Baru untuk Hulu Ledak Super Besar

1 hari lalu

Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Baru untuk Hulu Ledak Super Besar

Korea Utara telah melakukan uji coba rudal balistik taktis baru yang mampu membawa hulu ledak super besar

Baca Selengkapnya

Mantan Kepala Mata-mata Dilantik Sebagai PM Belanda, Pernah Pimpin Penyelidikan MH17

1 hari lalu

Mantan Kepala Mata-mata Dilantik Sebagai PM Belanda, Pernah Pimpin Penyelidikan MH17

Mantan kepala mata-mata Dick Schoof menjadi perdana menteri Belanda yang baru pada Selasa 2 Juli 2024.

Baca Selengkapnya

Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

1 hari lalu

Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

Sekjen NATO Jens Stoltenberg menuduh bahwa China berpotensi memicu konflik militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Volodymyr Zelensky Buka Kemungkinan Pintu Dialog dengan Rusia

2 hari lalu

Volodymyr Zelensky Buka Kemungkinan Pintu Dialog dengan Rusia

Volodymyr Zelensky mengingatkan pemerintahannya tak mengatur bagaimana Kyev harus berkomunikasi dengan Rusia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Tidak Perlu Diunduh, Chatbot Gemini AI Kini Terhubung ke Aplikasi Google Messages

2 hari lalu

Tidak Perlu Diunduh, Chatbot Gemini AI Kini Terhubung ke Aplikasi Google Messages

Integrasi Gemini AI ke Google Messages ini dilakukan tidak lama setelah Meta AI hadir di WhatsApp, Instagram dan Facebook.

Baca Selengkapnya

Angka Kejahatan Naik, Kepala Investigasi Rusia Usulkan Hukuman Mati Kembali Diberlakukan

2 hari lalu

Angka Kejahatan Naik, Kepala Investigasi Rusia Usulkan Hukuman Mati Kembali Diberlakukan

Moskow secara efektif sementara penerapan hukuman mati pada akhir 1990-an sebagai salah satu syarat bergabung dengan Dewan Eropa.

Baca Selengkapnya

Denmark Bantah Tuduhan Putin soal Kepemilikan Rudal Jarak Menengah

2 hari lalu

Denmark Bantah Tuduhan Putin soal Kepemilikan Rudal Jarak Menengah

Kementerian Pertahanan Denmark pada akhir pekan menolak tuduhan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang kepemilikan rudal jarak menengah.

Baca Selengkapnya