Komunitas LGBTQ Afghanistan Takut Diburu Taliban, Terancam Hukuman Rajam

Reporter

Tempo.co

Minggu, 19 September 2021 07:15 WIB

Sejumlah orang memegang bendera pelangi saat berpartisipasu dalam parade LGBTQ Pride di tengah pandemi COVID-19 di Republic Square di Paris, Prancis, 26 Juni 2021. REUTERS/Sarah Meyssonnier

TEMPO.CO, Jakarta - Rabia Balkhi merasa beruntung tumbuh sebagai remaja di Afghanistan. Meski lahir di negara dengan sejarah panjang diskriminasi terhadap kelompok LGBTQ, keluarga Balkhi menerimanya sebagai lesbian.

Namun sekarang keadaan Balkhi berbalik 180 derajat. Kepemimpinan baru Taliban di Kabul menebarkan gelombang ketakutan pada populasi gay, lesbian dan transgender Afghanistan.

Setelah Taliban merebut kembali Kabul pada Agustus, Balkhi dan keluarganya bersembunyi. CNN mengubah nama Balkhi dan lima narasumber LGBTQ lainnya di Afghanistan demi keamanan mereka.

Balkhi memilih menggunakan nama penyair wanita Afghanistan terkenal yang dianggap berani. Mahasiswa berusia 20 tahun itu adalah satu dari ratusan orang LGBTQ di Afghanistan yang mendesak para advokat di luar negeri untuk membantu mereka melarikan diri dari rezim Taliban.

Dua aktivis LGBTQ di luar Afghanistan mengatakan kepada CNN bahwa mereka memiliki daftar ratusan nama orang yang ingin melarikan diri. "Situasinya semakin buruk setiap hari. Ketakutan akan penangkapan adalah bagian dari kehidupan sekarang dan saya sangat stres hingga tak bisa tidur," kata Balkhi kepada CNN melalui pesan teks dari lokasi yang dirahasiakan.

Advertising
Advertising

Belum jelas seberapa keras Taliban akan menegakkan hukum agama yang ketat terhadap warga LGBTQ Afghanistan. Tidak ada pernyataan resmi dari Taliban. Namun dalam wawancara dengan surat kabar Jerman Bild pada bulan Juli, seorang hakim Taliban mengatakan hanya ada dua hukuman untuk homoseksualitas yaitu rajam atau dihancurkan di bawah tembok.

Saat dikonfirmasi, seorang juru bicara Taliban mengatakan mereka belum memiliki rencana resmi untuk populasi LGBTQ di Afghanistan.

Kaum LGBTQ di Afghanistan mengatakan kepada CNN bahwa teman-teman mereka sesama komunitas telah diserang dan diperkosa. Mereka takut kelompok fundamentalis Islam akan melakukan hal yang buruk.

Balkhi mengatakan seorang pria gay di lingkungannya telah diperkosa setelah ditemukan oleh Taliban. Beberapa orang LGBTQ mengatakan kepada CNN bahwa mereka telah bersembunyi di satu kamar dan ruang bawah tanah selama berminggu-minggu. Mereka menatap dinding atau tanpa henti menonton ponsel untuk mencari petunjuk jalan keluar.

Beberapa disembunyikan oleh teman-teman yang membantu menjaga atau membawakan mereka bekal. Ada pula yang sendirian, terisolasi dan kehabisan makanan.

Mereka mengatakan merasa ditinggalkan oleh komunitas internasional dengan rampungnya penerbangan evakuasi ke luar negeri. Komunitas LGBTQ mengatakan mereka membutuhkan bantuan untuk melarikan diri dari Taliban sebelum ditemukan dan dihukum dengan brutal.

CNN

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

11 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Hubungan Sesama Jenis Sah Dilarang di Irak, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

7 hari lalu

Hubungan Sesama Jenis Sah Dilarang di Irak, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Parlemen Irak melarang hubungan sesama jenis. Didukung oleh mayoritas partai Syiah.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Konstitusi Uganda Pertahankan Undang-Undang Anti-LGBTQ

31 hari lalu

Mahkamah Konstitusi Uganda Pertahankan Undang-Undang Anti-LGBTQ

Mahkamah Konstitusi Uganda hanya merubah beberapa bagian dalam undang-undang anti-LGBTQ.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

41 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

58 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

6 Maret 2024

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

2 Maret 2024

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya