Ayah Tuntut Sekolah Rp 14 Miliar karena Potong Rambut Anak Tanpa Izin

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 18 September 2021 08:39 WIB

Ilustrasi potong rambut. Pixabay.com

TEMPO.CO, Jakarta - Jimmy Hoffmeyer, seorang ayah di Michigan, Amerika Serikat, menuntut pihak sekolah sebesar US$ 1 juta atau setara Rp 14 miliar karena memotong rambut putrinya yang berumur 7 tahun tanpa izin. Selain ke pihak sekolah, tuntutan dilayangkan ke distrik tempat sekolah berada, pustakawan dan asisten guru dengan tuduhan bias rasial.

Gugatan diajukan di pengadilan federal pada Selasa lalu di Grand Rapids terhadap Sekolah Umum Mount Pleasant. Hoffmeyer adalah pria campuran kulit hitam dan putih. Ia mengajukan sejumlah tuntutan terhadap pihak sekolah yaitu pelanggaran hak konstitusional, diskriminasi rasial, intimidasi etnis, penderitaan yang disengaja dari tekanan emosional dan penyerangan dan baterai.

Insiden tersebut terjadi pada Maret lalu. Saat itu Jurnee yang berusia 7 tahun pulang dari sekolah dengan satu sisi rambutnya dipotong.

Jurnee mengatakan teman sekelasnya telah memotong rambutnya. Pihak keluarga yang tidak puas membawa gadis kecil itu ke salon untuk meratakannya.

Hanya dua hari kemudian, setelah mengadukan kejadian itu kepada kepala sekolah, Jurnee pulang ke rumah sambil menangis. Seorang pustakawan, yang berkulit putih, memotong rambutnya lagi. Ibu Jurnee juga berkulit putih.

Advertising
Advertising

"Dia (Jurnee) mengatakan gurunya telah memotong rambut untuk meratakannya," ujar Hoffmeyer.

Menurut gugatan tersebut, pihak sekolah gagal melatih, memantau, mengarahkan, mendisiplinkan dan mengawasi karyawan dengan benar. Pihak sekolah juga mengetahui bahwa karyawannya terlibat dalam perilaku tersebut. Selain itu kurangnya disiplin untuk karyawan.

Tak terima dengan perlakuan pihak sekolah, Hoffmeyer mengeluarkan putrinya dari sekolah. Pada bulan Juli, penyelidikan internal oleh distrik sekolah menemukan bahwa pustakawan itu tidak bertindak rasisme. Sekolah juga sudah memperingatkan keras terhadap pustakawan tersebut dan mengancam adanya pemutusan hubungan kerja jika ada pelanggaran lagi.

Dua karyawan sekolah lainnya mengetahui kejadian itu tetapi tidak melaporkannya. Mereka telah menerima teguran tertulis, menurut pejabat distrik.

Baca: Taliban Tak Izinkan Perempuan Afghanistan Masuk Gedung Kementerian

NY POST | AP

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

13 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya