Australia Perpanjang Patroli Pesawat Amerika Usai Kesepakatan Kapal Selam Nuklir

Jumat, 17 September 2021 09:00 WIB

Kapal selam Australia HMAS Rankin (Hull 6) dan kapal selam serang Angkatan Laut AS USS Key West (SSN 722) bersiap untuk bergabung dengan formasi multinasional dengan kapal lain 25 Juli 2006, untuk memperingati hari terakhir latihan Lingkar Pasifik 2006.[Foto U.S. Navy oleh Mass Communication Specialist Seaman James R. Evans/Wikimedia]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Australia dan Amerika sepakat untuk memperpanjang kerjasama operasi militer usai pengumuman mereka dan Inggris akan bersama-sama membangun kapal selam nuklir. Salah satu bentuk kerjasamanya adalah memperbolehkan pesawat Militer Amerika melakukan patroli di wilayah Australia secara rutin.

Keputusan tersebut diduga berkaitan dengan protes yang diajukan Cina dan Prancis perihal pembangunan kapal selam nuklir Australia. Cina, misalnya, mengatakan bahwa kesepakatan tersebut merusak stabilitas dan kedamaian regional karena menggenjot perlombaan persenjataan dan bertentangan dengan upaya pengendalian nuklir.

"Kami memperbesar postur kerjasama secara signifikan, mulai dari meningkatkan operasi bersama hingga memperdalam aktivitas di Indo-Pasifik. Hal itu meliputi izin bagi Amerika untuk menerbangkan pesawat militernya di wilayah Australia," ujar Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton, pada Kamis, 16 September 2021.

Selain memperbolehkan pesawat Militer Amerika untuk secara berkala berpatroli di wilayah Australia, kesepakatan kedua negara juga berkaitan dengan logistik dan perawatan persenjataan. Amerika, kata Dutton, berjanji akan memberikan bantuan teknis dan logistik untuk kapal selam militer dan angkatan darat Australia.

Menteri Pertahanan Amerika, Lloyd Austin, menambahkan bahwa kesepakatan yang diteken dengan Australia otomatis memperbesar keberadaan negaranya di Negeri Kangguru itu. Harapannya, hal tersebut akan berperan juga dalam melawan balik pengaruh Militer Cina yang kian besar di Indo-Pasifik.

Secara terpisah, juru bicara Pemerintah Amerika Jen Psaki menyebut kesepakatan militer antara Amerika dan Australia, baik soal operasi militer maupun kapal selam nuklir, tidak bertujuan untuk mencari gara-gara dengan negara lain, termasuk Cina. Walau begitu, Psaki membenarkan pernyataan Austin bahwa di balik kesepakatan itu ada kekhawatiran soal menguatnya pengaruh Cina di Indo-Pasifik.

"Kami tidak mencari konflik dengan Cina," ujar Psaki.

Psaki menambahkan bahwa Amerika juga tidak mencari gara-gara dengan Prancis yang merasa ditelikung karena kesepakatan kapal selam nuklir Amerika - Australia sekaligus membatalkan proyek kapal selam US$40 miliarnya. "Mereka sudah diberitahu sebelum kami membuat kesepakatan (dengan Australia)," ujar Psaki.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri prancis Jean-Yves Le Drian menuduh Presiden Amerika Joe Biden bersikap layaknya Trump, mengambil kesepakatan diam-diam yang merugikan Prancis. Jika Amerika tak menelikung, Prancis menyakini kesepakatan pengadaan 12 kapal selam diesel dengan Australia akan tetap bertahan dan menguntungkan mereka.

Baca juga: Amerika Serikat dan Inggris Sepakat Bantu Australia Bangun Kapal Selam Nuklir

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

54 menit lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

1 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

4 jam lalu

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq khan terpilih untuk ketiga kalinya sebagai wali kota London.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

7 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

11 jam lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

22 jam lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

22 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

22 jam lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

1 hari lalu

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

Baby Reindeer tidak hanya menarik dari sisi cerita, lokasi syutingnya seolah mengajak penonton berkeliling Edinburgh hingga London

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

1 hari lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya