Setelah Dipuji Berhasil Kendalikan Covid-19, Kasus Harian di Brunei Melonjak
Reporter
Terjemahan
Editor
Yudono Yanuar
Rabu, 8 September 2021 08:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC Amerika Serikat mengeluarkan travel warning bagi warganya yang akan ke Brunei, Sri Lanka dan Jamaika karena meningkatnya kasus harian Covid-19.
CDC AS menilai Brunei masuk dalam Level 4 penyebaran Covid-19 atau sangat tinggi. "Hindari bepergian ke Brunei. Jika Anda harus bepergian ke Brunei, pastikan Anda sudah divaksinasi lengkap sebelum bepergian. Karena situasi saat ini di Brunei, bahkan pelancong yang divaksinasi lengkap pun berisiko terkena dan menyebarkan varian Covid-19," demikian pernyataan CDC AS, Selasa, 7 September 2021.
Kasus harian Covid-19 di Brunei dalam sebulan ini sedang menanjak, dengan rata-rata di atas 100 perhari dengan puncaknya terjadi pada 19 Agustus 2021 dengan 190 kasus. Pada Selasa, 7 Januari 2021, dilaporkan ada 103 kasus baru.
Jumlah itu terlihat kecil, jauh sekali dibandingkan kasus harian di Indonesia yang Selasa kemarin bertambah 7.201. Tapi karena jumlah penduduk di negara seluas 600 kilometer persegi itu sekitar 490 ribu, kasus harian di Brunei tergolong tinggi.
Brunei melaporkan kematian terkait Covid-19 ke-14 pada hari Selasa, menandai tonggak sejarah yang suram ketika gelombang kedua secara resmi sudah berlangsung satu bulan.
Kematian terakhir adalah seorang pria berusia 92 tahun, yang meninggal setelah mengalami infeksi paru-paru. Sebelas orang meninggal karena penyakit terkait Covid dalam sebulan terakhir, demikian dilaporkan The Scoop, Rabu, 8 September 2021.
Gelombang infeksi kedua di negara kesultanan ini menunjukkan sedikit tanda mereda, dengan 103 infeksi baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir.
Sebanyak 187 orang juga telah pulih dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah total orang dengan infeksi aktif menjadi 1.489.
Dalam jumpa pers, Menteri Kesehatan YB Dato Dr Hj Md Isham Hj Jaafar mengatakan dua klaster baru telah diidentifikasi, sehingga jumlah klaster aktif menjadi 54.
Padahal sampai Juli lalu, Brunei banyak mendapat pujian dalam mengendalikan penyebaran virus corona.
Selanjutnya: Jadi contoh penanganan Covid-19
<!--more-->
Sejak kasus pertama yang dilaporkan pada 9 Maret 2020, kesultanan telah Brunei mencatat 141 kasus yang dikonfirmasi dengan hanya tiga kematian sampai 8 Juli 2020 dengan 138 korban sisanya dalam pemulihan.
Brunei tidak memiliki kasus aktif dan belum melaporkan kasus baru dalam dua bulan terakhir pada awal 2021, demikian laporan Australian Institute of International Affairs.
Dengan wilayah tidak luas, jumlah penduduk kecil dan kekayaan melimpah, pemerintah Brunei memberikan cukup fasilitas kesehatan bagi warganya. Kunci sukses lain adalah reaksi cepat Sultan Hassanal Bolkiah ketika kasus Covid merebak di dunia.
Ia melarang warga keluar dan masuk Brunei. Warga yang kembali ditempatkan di pusat karantina, dan penguncian diterapkan dengan cepat. Pembatasan perjalanan untuk Cina, mitra dagang terbesar Brunei, sudah diberlakukan pada awal Februari 2020. Tindakan tegas ini dan implementasinya yang cepat sangat penting untuk mencegah penyebaran virus.
Tes banyak dilakukan, mencapai seribu orang perhari. Untuk mengurangi dampak ekonomi, pemerintah mendanai sebagian gaji sektor swasta untuk usaha kecil, menunda pembayaran pinjaman, menawarkan pengumpulan pensiun drive-through, dan membuat dana bantuan untuk peralatan medis.