Inggris Kirim Vaksin COVID-19 Untuk Delegasi Konferensi Perubahan Iklim COP 26

Sabtu, 4 September 2021 13:00 WIB

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris dikabarkan mulai mengirimkan vaksin COVID-19 untuk delegasi berbagai negara yang akan mengikuti konferensi perubahan iklim COP 26 nanti. Adapun vaksin-vaksin tersebut ditujukan untuk delegasi yang belum mendapat kesempatan divaksin hingga sekarang. Jika tidak ada halangan, dosis pertama sudah bisa mulai disuntikkan pekan depan.

COP26, yang ditunda pelaksanaannya tahun lalu, akan mengambil lokasi di Glasgow, Skotlandia. Adapun event yang membahas upaya mencegah perubahan iklim tersebut akan berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November dengan kehadiran delegasi dari 190 negara.

"Vaksin telah dikirim dan vaksinasi bisa dimulai dari pekan depan hingga pertengahan September sebelum suntikan dosis kedua di bulan Oktober menjelang pelaksanaan COP 26," ujar utusan khusus Inggris untuk COP 26, John Murton, dikutip dari Reuters, Jumat, 3 September 2021.

Murton tidak menjelaskan lebih lanjut berapa banyak jumlah vaksin COVID-19 yang dikirimkan oleh Pemerintah Inggris, jenis apa saja, dan ke mana saja.

Di luar isu COVID-19, Konferensi Perubahan Iklim COP 26 diyakini bakal membahas laporan terbaru Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang menyatakan bahwa krisis iklim sudah terjadi dan harus segera direspon dengan langkah strategis. Jika tidak, maka upaya untuk menekan suhu bumi sebesar 1,5 derajat celcius pada 2050 diyakini tidak akan tercapai.

Dalam laporan IPCC, dikatakan bahwa krisis dipicu makin banyaknya gas rumah kaca yang dilepaskan penduduk bumi ke udara. Akibatnya, suhu bumi menghangat, sungai es/ gletser mencair, dan permukaan air laut naik dengan cepat.

"Kemampuan untuk menekan perubahan iklim pada angka 1,5 derajat Celcius sangat bergantung pada upaya pengurangan emisi selama 10 tahun ke depan," ujar Murton dalam wawancara virtual dengan wartawan-wartawan Indonesia pada Agustus lalu.

Menurut Murton, transisi menuju ekonomi rendah karbon dan energi terbarukan merupakan salah satu langkah yang bisa diandalkan untuk mengurangi emisi. Inggris, kata Murton, bisa menjadi contoh karena berhasil menekan sumbangan batu bara pada produksi energi dari 40 persen di tahun 2012 menjadi 2 persen pada 2021.

Baca juga: Jumlah Warga yang Diminta Isoman Kebanyakan, Inggris Ubah Aplikasi COVID-19

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

8 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

15 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

2 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya