TEMPO Interaktif, Jenewa:World Health Organization (WHO) dalam pertemuan para ahli keamanan makanan di Ottawa, Kanada, memutuskan sama sekali tidak alasan untuk memasukkan melamin dalam produk makanan. Namun, batas toleransi yang bisa ditoleransi tubuh maksimal 0,2 miligram per kilogram berat badan per hari.
Jorgen Schlundt, direktur WHO untuk kemananan makanan mengatakan, batasan tersebut lebih rendah dibandingkan penetapan Uni Eropa, yaitu 0,5 miligram. Administrasi Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat awalnya menetapkan batasan kandungan melamin 0,63 miligram, kemudian menguranginya menjadi 0.063 miligram.
Batasan yang ditetapkan WHO digunakan oleh pemerintah untuk menetapkan standar minimum kemananan makanan. Schlundt menegaskan, batasan yang telah ditetapkan WHO tersebut bukan merupakan level aman kandungan melamin. Namun, merupakan batasan yang bisa dikonsumsi manusia tanpa resiko kesehatan.
Kasus melamin merebak sejak ditemukannya melamin dalam produk susu di seluruh dunia. Sekitar 300 ribu bayi di Cina menderita sakit parah dan sedikitnya enam bayi meninggal akibat mengkonsumsi susu yang mengandung melamin.