Top 3 Dunia, dari AK-47 di Afghanistan Hingga Akan Diakuinya Taliban
Reporter
Tempo.co
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Rabu, 25 Agustus 2021 06:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Dunia untuk hari Selasa, 24 Agustus 2021 kembali didominasi kabar dari Afghanistan. Salah satunya adalah cerita yang mengambil setting dua dekade lalu, ketika kekuasaan Taliban di Afghanistan dijatuhkan oleh Taliban.
Wartawan senior Tempo, Qaris Tajudin, menceritakan Afghanistan pasca kejatuhan Taliban di tahun 2001 ibarat kawasan tak bertuan. Belum adanya pemerintahan definitif membuat senapan menjadi "alat komunikasi" sehari-hari di sana. Alhasil, senapan mesin seperti AK-47 bisa didapatkan dengan mudah.
Berita kedua berkaitan dengan pertemuan G7. Dalam pertemuan tersebut, status dari pemerintahan Taliban di Afghanistan akan dibahas. Amerika, yang juga anggota G7, menyatakan pada pekan lalu bahwa status Taliban akan diakui apabila mereka bisa menjamin perlindungan HAM warganya.
Adapun berita terakhir berkaitan dengan upaya Taliban mempertahankan kekuasannya di Afghanistan dari kelompok-kelompok pemberontak. Oleh karenanya, mereka aktif merebut distrik-distrik yang menjadi basis dari kelompok oposisi. Berikut adalah detil dari masing-masing berita.
<!--more-->
1. Kisah Wartawan Tempo di Afghanistan, Mudahnya Punya AK-47 Saat Taliban Tak Ada
Bagi wartawan Tempo Qaris Tajudin, Afghanistan pasca kejatuhan Taliban di tahun 2001 ibarat kawasan tak bertuan. Belum adanya pemerintahan definitif membuat senapan menjadi "alat komunikasi" sehari-hari di sana. Pembunuhan dan perempokan pun kerap terjadi karena hal-hal sepele. Salah satunya terjadi pada toko sepatu di sebuah kota kecil yang berbatasan dengan Mandar, Pakistan.
Pada suatu hari, di toko tersebut, enam orang pelayan toko ambruk dalam keadaan perut bolong ditembak. Darah mereka terus mengucur, menggenangi lantai toko sepatu. Sang penembak, dengan santai, tidak berkomentar apapun usai melepaskan serangan. Ia hanya mencangklongkan senapan AK-47 ke pundaknya dan melenggang pergi.
Penembakan itu terjadi karena perkara sepele: ukuran sepatu yang salah. Sang penembak, yang merupakan tentara Aliansi Utara, tidak puas dengan sepatu yang ia dapat dan memintanya ditukar. Pemilik toko ogah menukarkan sepatu yang sudah dipakai jalan. Tidak suka atas perlakuan yang diterima, senapan AK-47 sang penembak menyalak. Enam orang ambruk seketika. Tak salah menyebut Afghanistan di tahun 2001, saat Taliban jatuh, bak Wild West di film koboi.
"Saat itu, senjata dipegang oleh siapa saja dan bisa diarahkan kepada siapapun pun. Kelompok Aliansi Utara yang memenangi peperangan atas Taliban bisa bertempur satu sama lain setiap waktu," ujar Qaris Tajudin dalam kisahnya soal perjalanan ke Afghanistan.
Berita selengkapnya.
<!--more-->
2. Gelar Pertemuan, Negara G7 Akan Akui Pemerintahan Taliban di Afghanistan?
Pemimpin negara-negara G7 diagendakan bertemu Selasa ini untuk membahas isu Taliban di Afghanistan. Menurut diplomat Uni Eropa, salah satu hal yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah sikap negara G7 terhadap pemerintahan Taliban, apakah akan mengakuinya atau tidak.
"Para pemimpin G7 akan mencoba berkoordinasi perihal apakah mereka akan mengakui Taliban atau kapan mereka akan mengakui Taliban di Afghanistan," ujar diplomat Uni Eropa, yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 24 Agustus 2021.
Seperti diberitakan sebelumnya, Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan pada 14 Agustus lalu. Hal tersebut dicapai Taliban usai mereka berhasil menguasai wilayah-wilayah perbatasan plus ibu kota berbagai provinsi. Kemenangan mereka ditandai dengan kaburnya Presiden Ashraf Ghani dari Afghanistan.
Berbagai negara heboh sejak Taliban berkuasa. Kehebohan itu, selain disebabkan perkara evakuasi warga di Afghanistan, juga soal perlu diakuinya Taliban atau tidak. Mereka khawatir Taliban akan melanggar Hak Asasi Manusia warga Afghanistan dengan kuasa barunya. Apalagi, Taliban sudah menegaskan tak akan ada demokrasi di Afghanistan.
Berita selengkapnya.
<!--more-->
3. Taliban Rebut 3 Distrik, Dekati Markas Kelompok Oposisi di Lembah Panjshir
Taliban merebut tiga distrik di Afghanistan utara yang jatuh ke kelompok oposisi di Lembang Panjshir. Seorang juru bicara Taliban mengatakan kelompok ini berhasil merebut distrik Bano, Deh Saleh dan Pul e-Hesar yang sebelumnya dikuasai kelompok anti-Taliban pimpinan Ahmad Massoud.
Distrik Bano, Deh Saleh, Pul e-Hesar di provinsi utara Baghlan direbut oleh kelompok-kelompok milisi lokal pekan lalu. Ini adalah salah satu tanda pertama perlawanan bersenjata terhadap Taliban sejak mereka merebut ibu kota Kabul pada 15 Agustus 2021.
Namun kemarin, pasukan Taliban telah membersihkan distrik dan menduduki Badakhshan, Takhar dan Andarab di dekat lembah Panjshir, menurut akun Twitter juru bicara Zabihullah Mujahid.
Pasukan anti-Taliban dipimpin Ahmad Massoud, putra mendiang komandan mujahidin Ahmad Shah Massoud. Kelompok ini gencar menyatakan perlawanannya terhadap Taliban. Sebelum 2001, lembah Panjshir adalah benteng pertahanan melawan Soviet dan Taliban.
Berita selengkapnya.
Top 3 Dunia Sebelumnya: Top 3 Dunia, dari Kisah Jurnalis Tempo di Afghanistan Hingga PM Malaysia Baru
TIM TEMPO