Boris Johnson Minta Joe Biden Perpanjang Durasi Evakuasi Warga Afghanistan

Senin, 23 Agustus 2021 20:45 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan pembaruan tentang pembatasan santai yang diberlakukan di negara itu selama pandemi penyakit virus corona (COVID-19) pada konferensi pers di dalam Downing Street Briefing Room di London, Inggris 12 Juli 2021. [Daniel Leal-Olivas/ Kolam renang melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - PM Inggris Boris Johnson meminta Presiden Amerika Joe Biden untuk memperpanjang tenggat operasi evakuasi warga dari Afghanistan. Hal itu mengingat masih banyaknya warga yang belum terangkut di bandara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan. Jika tak ada penyesuaian, maka evakuasi warga dari Afghanistan diakhiri Agustus ini.

Untuk membicarakan hal tersebut, Boris Johnson mengatakan dirinya akan menggelar virtual meeting dengan anggota G7. Amerika adalah salah satu anggotanya. Pertemuan bakal digelar Selasa ini dengan fokus utama krisis di Afghanistan.

Menteri Angkatan Bersenjata Inggris, James Heappey, menambahkan bahwa perpanjangan tenggat evakuasi bukan perkara gampang. Sebab, persetujuan dari Taliban juga diperlukan. Ia menyakini G7 akan membahas faktor itu dalam pertemuan virtual Selasa ini.

"Meskipun mereka adalah tujuh negara terkuat di planet ini, mereka tidak bisa mengambil keputusan sendirian. Taliban juga memiliki hak voting dan itu yang perlu dibereskan sebelum 31 Agustus," ujar Heappey, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 23 Agustus 2021.

Heappey berkata, negara anggota G7 harus bersiap akan kemungkinan Taliban menolak perpanjangan.

Para tentara Inggris, Turki, dan AS membantu seorang bocah saat evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, 20 Agustus 2021. Para tentara asing bahu-membahu mengevakuasi warga Afghanistan, khususnya anak-anak. Sgt. Victor Mancilla/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS

Pejabat senior Kementerian Luar Negeri, James Cleverly, mengatakan Taliban cukup kooperatif sejauh ini. Mereka ikut membantu proses evakuasi, termasuk mengawal jalan menuju bandara Hamid Karzai, Kabul, di mana proses evakuasi dipusatkan. Namun, ia tidak yakin Taliban akan terus kooperatif.

"Jika kita bisa memperpanjang waktu, jelas itu kabar bagus. Namun, kita tidak bisa bergantung sepenuhnya pada keyakinan bakal mendapat perpanjangan (dari Taliban)," ujar Cleverly.

Diberitakan sebelumnya, Militer Amerika terus menggenjot upaya evakuasi terhadap warga di Afghanistan, baik warga negara Amerika ataupun warga lokal. Dikutip dari kantor berita Reuters, Militer Amerika sudah mengevakuasi kurang lebih 37 ribu orang sejak 14 Agustus lalu.

Sebanyak 10 ribu dari angka tersebut dicetak baru-baru ini. Militer Amerika menyatakan mereka menerbangkan 10.400 orang dari Kabul, Afghanistan dalam rentang 24 jam pada Ahad pekan lalu.

Baca juga: Joe Biden: Evakuasi Warga Afghanistan Dari Kabul Akan Sulit dan Menyakitkan

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

15 jam lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

18 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

2 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

3 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

3 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

3 hari lalu

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

Presiden terpilih Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam membina kemitraan yang erat dengan AS.

Baca Selengkapnya

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

6 hari lalu

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

6 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

DPR Amerika Serikat Loloskan Paket Bantuan Keamanan Rp1.540 Triliun untuk Ukraina, Israel dan Taiwan

7 hari lalu

DPR Amerika Serikat Loloskan Paket Bantuan Keamanan Rp1.540 Triliun untuk Ukraina, Israel dan Taiwan

DPR Amerika Serikat pada Sabtu, 20 April 2024, mendukung lolosnya paket bantuan keamanan untuk Ukraina, Israel dan Taiwan total senilai USD95 miliar

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

8 hari lalu

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

Badan Geologi merekomendasikan warga Pulau Tagulandang yang bermukim di radius bahaya Gunung Ruang dievakuasi.

Baca Selengkapnya