Taliban Akan Bentuk Dewan Pemerintahan dan Singkirkan Demokrasi di Afghanistan

Kamis, 19 Agustus 2021 13:00 WIB

Waheedullah Hashimi (tengah), seorang komandan senior Taliban, saat dia berbicara dengan Reuters selama wawancara di sebuah lokasi yang dirahasiakan di dekat perbatasan Afganistan-Pakistan 17 Agustus 2021. [REUTERS/Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban membuka kemungkinan membentuk dewan pemerintahan untuk memimpin Afghanistan. Dikutip dari kantor berita Reuters, hal itu tengah didiskusikan dengan Pemimpin Agung Taliban, Haibatullah Akhundzada, dipertimbangkan sebagai pihak yang memiliki kendali penuh.

Selain membentuk dewan pemerintahan, Taliban juga berencana memperkuat sektor pertahanannya dengan mencoba merekrut personil-personil Militer Afghanistan yang ditinggalkan Presiden Ashraf Ghani.

"Kami akan mendekati mantan pilot dan tentara dari Militer Afghanistan untuk bergabung dengan pasukan kami...Sebagian besar dari mereka telah mendapatkan pelatihan di Turki dan Jerman dan Inggris" ujar pejabat senior Taliban, Waheedullah Hashimi, Rabu, 18 Agustus 2021.

Spesifik struktur pemerintahan, lanjut Hashimi, dewan pemerintahan bentukan Taliban akan mirip dengan struktur yang mereka pakai di periode 1996-2001. Pada periode tersebut, operasional harian Pemerintah Afghanistan dijalankan oleh dewan berisi orang-orang terpilih sementara Pemimpin Agung Mullah Omar mengendalikan dari balik layar.

Dengan struktur tersebut, maka Pemimpin Agung Taliban saat ini, Akhundzada, juga akan memimpin dari balik layar. Namun, kata Hashimi, tidak tertutup kemungkinan dia akan menunjuk orang yang bakal memerankan posisi presiden.

"Mungkin deputi dia yang akan memainkan peran presiden," ujar Hashimi menegaskan.

Perihal kapan akan ada kejelasan soal pemerintahan Afghanistan, Hashimi tidak memberikan estimasi. Ia berkata, bagaimana Afghanistan akan dipimpin masih dalam proses finalisasi dan pertemuan lebih lanjut bakal digelar pekan ini. Walau begitu, ia bisa memastikan demokrasi tak akan diterapkan.

"Tidak akan ada tempat untuk sistem demokrasi karena tidak memiliki basis di negeri kami. Taliban tidak akan mendiskusikan sistem politik apa yang akan diterapkan. Kami akan menerapkan Syariat Islam, titik." ujar Hashimi menegaskan.

Baca juga: Taliban Berkuasa di Afghanistan, Ini Lima Orang Pentolannya

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

1 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

2 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

3 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

3 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

4 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

4 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

6 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

7 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

10 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

15 hari lalu

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024

Baca Selengkapnya