Sejumlah Milisi Taliban Mengganti Senapan Serbu AK-47 dengan Senjata AS, Kenapa?
Reporter
Tempo.co
Editor
Eka Yudha Saputra
Rabu, 18 Agustus 2021 07:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Senapan serbu ikonik buatan Rusia Kalashnikov AK-47 dan turunannya telah lama menjadi senapan serbu pilihan bagi kelompok militan karena desainnya yang kokoh dan andal di segala medan, tetapi beberapa milisi Taliban menukarnya dengan senjata AS yang direbut saat pemerintah Afganistan runtuh.
Video dan gambar yang diterbitkan oleh Taliban di Twitter dan di tempat lain menunjukkan militan membawa karbin M4 dan senapan M16 yang dibuang oleh unit tentara Afganistan, menurut laporan Reuters, 18 Agustus 2021 . Gambar lain menunjukkan pasukan Taliban menggunakan kendaraan pemerintah yang ditinggalkan.
Adapun alasan Taliban menukar senjata Kalashnikov mereka karena senjata AS lebih akurat dan memiliki jangkauan yang lebih jauh daripada AK-47 mereka, sementara senjata mereka sendiri mungkin tidak memberikan banyak kemampuan tambahan di medan perang.
"Beberapa perangkat keras mungkin berguna jika ingin mengintimidasi panglima perang saingan, tapi itu saja," kata Grant Newsham, pensiunan kolonel Korps Marinir Amerika Serikat. "Mereka sudah melakukannya dengan baik dengan apa yang sudah mereka miliki."
Namun, citra senjata buatan AS di tangan Taliban saat mengalahkan Tentara Nasional Afganistan, yang didanai dengan miliaran dolar dari pemerintah AS selama dua dekade terakhir, adalah kudeta propaganda bagi para militan.
Banyak dari AK-47 di Afganistan adalah imitasi, dan beberapa merupakan sisa dari 10 tahun pendudukan Soviet yang berakhir pada 1989. Pertama kali diproduksi tepat setelah akhir Perang Dunia Kedua, berdasarkan desain Jerman, AK-47 sejak itu menjadi pegangan pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak di seluruh dunia.
Senjata Amerika dapat digunakan oleh Taliban selama bertahun-tahun karena persediaan amunisi yang berlimpah. Amunisi 5,56 mm tersedia untuk pemilik senjata sipil di Amerika Serikat.
"Rusia mengeluarkan jutaan peluru AR 5,56 mm NATO setiap tahun untuk pasar AS dengan merek Tula, Wolf, dan Tentara Merah," kata pensiunan perwira Marinir AS lainnya, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
"Saya menduga sekutu Taliban tidak akan kesulitan memasok suku cadang untuk hampir semua sistem infanteri," katanya.
Baca juga: Taliban Ampuni Pejabat Pemerintah, Minta Mereka Bekerja Lagi
REUTERS