UNICEF: Sejumlah Pemimpin Taliban Ingin Anak Perempuan Afganistan Bersekolah

Reporter

Tempo.co

Selasa, 17 Agustus 2021 22:15 WIB

Sejumlah anak yang ikut keluarganya melarikan diri dari konflik Taliban dengan pasukan pemerintah beristirahat di tenda penampungan di sebuah taman umum di Ibu Kota Kabul, Afganistan, Selasa, 10 Agustus 2021. PBB mengatakan lebih dari 1.000 warga sipil tewas dalam sebulan terakhir, dan Komite Internasional Palang Merah mengatakan bahwa sejak 1 Agustus sekitar 4.042 orang yang terluka telah dirawat di 15 fasilitas kesehatan. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala operasi UNICEF menyatakan optimisme bekerja sama dengan pejabat Taliban setelah beberapa pemimpin Taliban mengatakan ingin melihat pendidikan anak perempuan Afganistan.

UNICEF masih memberikan bantuan ke sebagian besar Afganistan dan pertemuan awal dengan perwakilan baru Taliban di kota-kota yang baru saja direbut seperti Kandahar, Herat dan Jalalabad.

"Kami memiliki diskusi yang sedang berlangsung, kami cukup optimis berdasarkan diskusi tersebut," kepala operasi lapangan UNICEF di Afganistan, Mustapha Ben Messaoud, mengatakan pada briefing PBB, dilaporkan Reuters, 17 Agustus 2021.

Messaoud mengatakan 11 dari 13 kantor lapangan UNICEF saat ini beroperasi.

"Kami tidak memiliki satu masalah pun dengan Taliban di kantor-kantor lapangan itu," katanya.

Advertising
Advertising

Taliban memerintah Afganistan antara tahun 1996 hingga 2001, dengan menerapkan syariat Islam yang ketat dan melarang perempuan bekerja. Anak perempuan tidak diperbolehkan sekolah dan perempuan harus menutupi wajah mereka, atau ditemani kerabat laki-laki jika mereka ingin keluar dari rumah.

Sekjen PBB Antonio Guterres pada hari Senin mengkhawatirkan hak asasi manusia di bawah Taliban dan pelanggaran yang meningkat terhadap anak perempuan dan anak laki-laki.

UNICEF mengutip beberapa perwakilan lokal Taliban yang mengatakan bahwa mereka sedang menunggu bimbingan dari para pemimpin mereka tentang masalah mendidik anak perempuan, sementara yang lain mengatakan mereka ingin sekolah maju.

Salah satu direktur kesehatan Taliban di Herat di mana UNICEF adalah satu-satunya badan PBB yang hadir, juga telah meminta karyawan perempuan untuk melapor kembali bertugas, kata Ben Messaoud. UNICEF belum menjalin komunikasi langsung dengan Taliban di ibu kota Kabul.

Baca juga: Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

REUTERS

Berita terkait

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

14 jam lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

14 jam lalu

Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

Dokter anak menyebut anak perempuan lebih berisiko terkena lupus dibanding laki-laki dengan perbandingan 9:1. Ini sebabnya.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

16 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

17 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

19 jam lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

2 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

2 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

4 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya