Inggris Hentikan Sementara Beasiswa Chevening untuk Mahasiswa Afganistan

Reporter

Tempo.co

Senin, 16 Agustus 2021 21:31 WIB

Logo Chevening (gov.uk)

TEMPO.CO, Jakarta - Calon mahasiswa asal Afganistan yang menerima beasiswa chevening dari pemerintah Inggris harus mengikhlaskan beasiswa yang mereka dapatkan untuk saat ini. Pasalnya, Kedutaan Inggris di Kabul, menyatakan para calon mahasiswa penerima beasiswa Chevening Award untuk sementara tidak dapat melanjutkan proses untuk menyelesaikan dokumen pendidikan mereka.

Beasiswa Chevening adalah beasiswa yang didanai oleh Kementerian Luar Negeri Inggris. Ini adalah beasiswa bergengsi dengan persaingan yang ketat, yang memungkinkan seluruh mahasiswa di berbagai dunia mengejar pendidikan tingkat S2 (master degree) di Inggris.

Akan tetapi, melihat situasi dan kondisi di Afghanistan saat ini yang belum kondusif, maka Kementerian Luar Negeri Inggris ragu apakah Kedutaan Besar Inggris di Kabul dapat menyelesaikan persiapan beasiswa tepat waktu pada tahun ini.

Advertising
Advertising

Salah satu penerima beasiswa Chevening Naimatullah Zafary, yang sudah melamar selama empat tahun berturut-turut sebelum akhirnya diterima di program Chevening mengatakan banyak mahasiswa lainnya yang telah kecewa dan terkejut perihal kabar ini. Mereka terpaksa harus menangguhkan kesempatan yang telah lama diperjuangkan karena situasi dan kondisi.

“Saya tidak bisa tidur. Ketika kami benar-benar membutuhkannya, Anda mengambilnya,” kata Zafary

Zafary diterima pada program Beasiswa Chevening untuk mempelajari bidang pemerintahan, pembangunan dan kebijakan publik di Universitas Sussex. Saat ini ia bekerja untuk PBB dan tinggal di Kabul.

Akan tetapi, ia memiliki keinginan yang kuat untuk bisa mempelajari lebih dalam dan menggunakan keahliannya untuk bisa meningkatkan pemerintahan lokal Afghanistan.

“Saya melihat kesenjangan antara pemerintah dan masyarakat, ketika dimana pemerintah seharusnya menjadi jembatan tetapi pada kenyataannya menjadi tembok beton,” katanya.

Menurut Zafary, terdapat 35 warga Afghanistan yang harus kehilangan kesempatan dalam program Chevening award. Hampir separuh dari jumlah itu adalah perempuan.

Banyak mahasiswa perempuan tersebut khawatir ketika Taliban memperluas kekuasaannya, kesempatan mereka untuk mendapatkan pendidikan akan hilang.

Para mahasiswa sulit menerima keputusan tersebut karena permintaan visa masih bisa diizinkan untuk staf diplomatik dan warga Afghanistan yang dipindahkan ke Inggris, sementara mereka yang berkeinginan kuat untuk tetap mendapatkan pendidikan malah harus tidak diizinkan.

“Lebih dari 30 dari 35 mahasiswa di tahun ini yang mengundurkan diri dari pekerjaan mereka di Afghanistan dan beberapa promosi juga ditolak,” ungkap Zafary, seraya menambahkan ada kemungkinan risiko bahwa mahasiswa Chevening yang akan menjadi sasarannya.

Menteri kabinet Konservatif, David Lidington mengatakan melalui postingannya di twitter bahwa keputusan untuk menarik beasiswa tersebut salah secara moral dan bertentangan dengan kepentingan Inggris. Lidington menambahkan bahwa dia berharap Perdana Menteri Boris Johnson dan Menteri Luar Negeri Dominic Raab akan meninjau situasi ini dengan segera.

Militan Taliban saat ini sudah menguasai Ibu kota Kabul dan istana kepresidenan. Lebih dari seperempat juta masyarakat Afganistan telah mengungsi dan memilih untuk meninggalkan Kabul.

Baca juga: Pendaftaran Beasiswa Chevening Dibuka, Simak Syarat-syaratnya

Afifa Rizkia Amani | BBC.co.uk | reuters.com

Berita terkait

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

6 menit lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

16 jam lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

22 jam lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

1 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Ernest Regia Mahasiswa Indonesia Raih Juara 1 Olimpiade Sains di Kazakhstan

1 hari lalu

Ernest Regia Mahasiswa Indonesia Raih Juara 1 Olimpiade Sains di Kazakhstan

Ernest Regia meraih juara 1 Olimpiade Sains Mahasiswa Republik ke-16 di Universitas Buketov, Karaganda, Kazakhstan pada 25 April 2024.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

1 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

2 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

3 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

3 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

3 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya