Amerika Serikat Kurangi Pegawai Kedutaannya di Afganistan

Reporter

Tempo.co

Jumat, 13 Agustus 2021 10:47 WIB

Pasukan Komando Afganistan terlihat di lokasi medan pertempuran di mana mereka bentrok dengan pemberontak Taliban di Provinsi Kunduz, Afganistan 22 Juni 2021. [REUTERS/Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Kamis, 12 Agustus 2021 memutuskan untuk secara dramatis mengurangi pegawainya di kantor Kedutaan Besar Amerika di Kabul, Afganistan. Negeri Abang Sam itu, juga akan mengirimkan sekitar 3 ribu pasukan sementara untuk membantu evakuasi staf Kedutaan tersebut.

Hal ini menggaris bawahi kondisi yang memburuk dan dengan cepat bisa menghentikan upaya diplomasi menghentikan Taliban mencaplok wilayah-wilayah di Afganistan. Hasil evaluasi intelijen Amerika Serikat pada pekan ini menyimpulkan Taliban bisa mengisolasi Ibu Kota Kabul dalam tempo 30 hari dan merebutnya dalam waktu 90 hari.

“Kami telah mengevaluasi situasi keamanan setiap hari untuk menentukan bagaimana baiknya Kedutaan tetap bisa menjalankan pelayanan dengan aman,” demikian keterangan Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price.

Advertising
Advertising

Anggota kelompok pemberontak Taliban berpatroli di Farah, Afganistan, 11 Agustus 2021. Pertempuran berkecamuk di dalam dan sekitar sejumlah kota lain, termasuk Herat di barat dan Kandahar di selatan. REUTERS

Price mengatakan pihaknya berencana menarik kehadiran diplomat inti di Afganistan pada beberapa pekan ke depan. Namun dia meyakinkan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul tidak tutup. Seorang sumber yang faham dengan masalah ini mengatakan tidak ada jaminan kalau kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul akan tetap buka.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin sudah melakukan pembicaraan dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani pada Kamis, 12 Agustus 2021. Dalam pembicaraan itu dikatakan Amerika Serikat masih tetap akan memberikan pengamanan dan stabilitas di Afganistan dalam menghadapi kekerasan dari kelompok radikal Taliban.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan Washington telah mengurangi jumlah warganya yang ada di Afganistan karena perkembangan situasi keamanan yang terjadi saat ini. Washington juga menambah jumlah penerbangan untuk mengangkut warga Afganistan yang punya visa imigrasi khusus. Visa itu diberikan kepada mereka yang sudah membantu misi-misi Amerika Serikat di Afganistan.

Baca juga: Top 3 Dunia: Hacker Kembalikan Uang, Aturan Masker di Sekolah AS

Sumber: Reuters

Berita terkait

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

18 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

2 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya