Top 3 Dunia: Pengunjuk Rasa Minta Vaksin Pfizer, Ahli Sebut Covid-19 Tak Hilang
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 9 Agustus 2021 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita Top 3 Dunia sepanjang hari kemarin, Minggu, 8 Agustus 2021 dimulai pengunjuk rasa yang menuntut vaksin Sinovac diganti dengan Pfizer. Selain itu pengunjuk rasa marah karena pemerintah yang dinilai keliru dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Berita lainnya adalah ahli virologi Cina yang meramalkan bahwa Covid-19 tak akan hilang. Terakhir adalah Presiden AS Joe Biden yang bangga dengan atlet Amerika di Olimpiade Tokyo. Berikut berita selengkapnya:
1. Unjuk Rasa di Thailand Berujung Rusuh, Tuntut Vaksin Sinovac Diganti Pfizer
Pengunjuk rasa di Thailand menuntut pemerintah mengganti vaksin Sinovac dengan vaksin lain berbasi mRNA seperti Pfizer dan Monderna. Unjuk rasa berlangsung ricuh hingga polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet pada Sabtu, 7 Agustus 2021 ke ratusan massa di Bangkok.
Mereka menuntut reformasi politik dan menyerukan perubahan program vaksinasi virus corona di negara itu. Demonstran menentang pembatasan pertemuan publik yang diberlakukan saat Thailand memerangi virus Covid-19 dan mendesak Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha untuk mundur.
Pemerintah Thailand mendapat kecaman karena peluncuran program vaksinasi covid yang lamban. Pengunjuk rasa juga menuntut pemerintah menggunakan suntikan mRNA seperti Pfizer dan Moderna, daripada Sinovac China.
Sekitar 500 pengunjuk rasa kalah jumlah dengan polisi yang mengerahkan banyak petugas untuk menangani aksi tersebut. "Saya khawatir dengan situasinya, tetapi kami harus terus berjuang meskipun ada wabah covid-19 yang parah," kata pengunjuk rasa Nat, 27 tahun.
Para pengunjuk rasa berbaris menuju Gedung Pemerintah, kantor Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha. Polisi menutup jalan dekat Monumen Kemenangan di ibu kota Bangkok menggunakan kontainer dan menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk mendorong pengunjuk rasa mundur.
Selengkapnya baca di sini.
<!--more-->
2. Covid-19 Tak Akan Hilang, Ahli di Cina Minta Dunia Belajar Hidup Bersama Virus
Hampir dua tahun sejak virus corona jenis baru atau Covid-19 ditemukan, belum ada tanda-tanda pandemi akan berakhir. Para ahli virus bahkan menyatakan dunia harus belajar hidup berdampingan dengan Covid-19.
Seperti dilansir dari Global Times, Zhang Wenhong, pakar penyakit menular di Shanghai menyatakan ahli virologi di dunia setuju bahwa masyarakat harus belajar hidup dengan virus ini. Pejabat di Inggris dan Singapura secara eksplisit juga mendorong orang untuk beradaptasi dengan virus dan hidup dengan Covid-19.
Shi Zhengli, seorang ahli virologi Tiongkok yang dikenal sebagai wanita kelelawar mengatakan media Cina bahwa masyarakat tak harus panik. "Kita harus melepaskan kepanikan dan bersiap untuk hidup dengan virus corona untuk sementara," katanya pekan lalu.
Ungkapan hidup dengan virus bukan berarti tak menerapkan protokol kesehatan yang ketat terhadap Covid-19 seperti di negara-negara barat. Cina juga disebut memiliki persiapan melawan virus mematikan, seperti disebutkan oleh Wang Guangfa, seorang ahli pernapasan di Rumah Sakit Pertama Universitas Peking. Wang juga tercatat sebagai anggota tim ahli gabungan WHO-Cina di Wuhan pada Februari 2020.
Shi Zhengli juga mengingatkan bahwa virus corona akan terus bermutasi menjadi varian baru. Sebabnya jumlah infeksi yang terus meningkat memberikan lebih banyak peluang bagi virus untuk menyebar.
Virus Covid-19 varian Delta yang saat ini menyebar ke seluruh dunia pertama kali terdeteksi di India. Strain tersebut telah muncul di sedikitnya 98 negara dan wilayah. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus baru terus terus bermutasi dan berkembang.
“Kita seharusnya tidak panik, tetapi perlu bersiap untuk hidup berdampingan dengan virus dalam jangka panjang,” kata Shi kepada media, Rabu lalu.
<!--more-->
3. Joe Biden Bangga dengan Atlet Amerika Serikat di Olimpiade Tokyo
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan istrinya Jill Biden pada Sabtu, 7 Agustus 2021, bangga pada atlet-atlet Olimpiade dari Negeri Abang Sam, yang sudah memperlihatkan keberanian di bawah tekanan dan mempersatukan negara. Kebanggaan itu disampaikan menyusul berakkhirnya perhelatan pesta olahraga Olimpade Tokyo.
Saat berita ini diturunkan, tim atlet Olimpiade dari Amerika Serikat berada di urutan kedua dalam Olimpiade Tokyo 2020. Total ada 613 atlet Amerika Serikat yang berlaga di pesta olahraga dunia itu dan total medali yang diperoleh adalah 108 medali, baik itu emas, perak dan perunggu.
“Ini bukan sekadar kemampuan atletik, namun ini juga soal keberanian moral. Kalian semua mengingatkan betapa hebatnya kita (Amerika Serikat) dan membuat Amerika Serikat tampak bagus sebagai sebuah negara,” kata Biden, dalam sebuah video call dengan para atlet dan keluarga mereka, Sabtu, 7 Agustus 2021.
Dalam kesempatan itu, Biden memuji atlet secara individu seperti pesenam Simone Biles yang menarik diri dari Olimpiade Tokyo karena alasan kesehatan mental. Namun Simone bisa bangkit dan memenangkan medali perunggu.
“Anda memperlihatkan siapa kita pada dunia,” kata Biden, yang memuji Simone karena tidak mau menyerah.
Sebelumnya Jill terbang ke Tokyo untuk mewakili Amerika Serikat dan memberikan dukungan pada para atlet. Menurut Jill, Amerika Serikat membutuhkan penyembuhan dan Olimpiade Tokyo telah membawa kegembiraan.
CNA | REUTERS | GLOBAL TIMES