Korea Utara Minta Sanksi Dicabut Jika Ingin Negosiasi Nuklir Berlanjut

Selasa, 3 Agustus 2021 20:29 WIB

Ekspresi Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat menjajal bus tingkat di Pyongyang, Korea Utara, 25 Maret 2021. Kim menguji coba bus tingkat yang dikembangkan oleh Pyongyang General Passenger Service Enterprise dan Pyongyang City Bus Factory. KCNA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara dikabarkan meminta komunitas internasional untuk mencabut sejumlah sanksi ekonomi yang dibebankan kepadanya. Beberapa di antaranya perihal sanksi ekspor dan impor bahan pokok, barang mewah, dan kebutuhan industri. Jika sanksi itu dicabut, Korea Utara dikabarkan mau melanjutkan negosiasi denuklirisasi dengan Amerika.

Kabar tersebut disampaikan oleh Parlemen Korea Selatan usai mendapat laporan dari badan intelijen setempat. Parlemen Korea Selatan berkata, apa yang terjadi sejalan dengan upaya Presiden Moon Jae-in untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Utara dan mendorong denuklirasi.

"Pemimpin Agung Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sudah mengekspresikan niat mereka untuk membangun kembali rasa saling percaya dan hubungan baik sejak April lalu. Kim juga meminta hotline komunikasi diaktifkan lagi," ujar Parlemen Korea Selatan, dikutip dari Reuters, Selasa, 3 Agustus 2021.

Sepekan sebelumnya, Korea Utara dan Korea Selatan mengaktifkan kembali hotline komunikasi mereka yang diberhentikan tahun lalu. Hal itu membuktikan adanya upaya dari kedua negara untuk memperbaiki komunikasi yang sempat rusak akibat aksi para pembelot.

Detik-detik peluncuran proyektil jarak pendek di Wonsan, Korea Utara, Sabtu, 4 Mei 2019 waktu setempat. Sejumlah analis menduga Korea Utara berusaha memperkuat tekanan kepada Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un gagal mencapai kesepakatan tentang denuklirisasi dalam KTT di Hanoi, Vietnam Februari lalu. KCNA via REUTERS

Menurut laporan Reuters, ada beberapa ekspor dan impor yang diminta Korea Utara yang dicabut sanksinya. Untuk ekspor, Korea Utara meminta ekspor metal dicabut. Sementara itu, untuk impor, Korea Utara meminta impor beras, migas, dan barang mewah seperti miras yang dicabut.

Khusus beras, parlemen Korea Selatan mengatakan Korea Utara membutuhkan 1 juta ton beras. Hal itu untuk menambah cadangan bahan makanan yang terdampak pandemi COVID-19 dan cuaca buruk tahun lalu.

Sebagai catatan, Korea Utara sudah menjalankan enam uji senjata nuklir sejak 2006. Mereka juga menguji rudal balistik antar benua yang mampu menyasar Amerika. Di saat bersamaan, program pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik mereka terus berjalan berkat bantuan dana US$300 juta yang didapat dari hasil peretasan menurut keterangan PBB.

Sanksi-sanksi yang diterima Korea Utara adalah imbas dari program pengembangan senjata nuklir tersebut.

Amerika dan Korea Selatan berkali-kali mencoba mendorong denuklirisasi dengan Korea Utara, namun mental. Administrasi Presiden Amerika Joe Biden, pada Maret lalu, mengatakan Korea Utara tidak merespon upaya diplomasi yang ia lakukan untuk upaya denuklirisasi lagi.

Baca juga: Korea Utara dan Korea Selatan Mau Buka Kembali Kantor Penghubung Kaesong

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

59 menit lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

3 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

7 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

7 jam lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

2 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

2 hari lalu

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong berhasil bawa Garuda Muda ke perempat final Piala Asia U-23 2024. Berikut sisi lain Coach Shin.

Baca Selengkapnya