Inggris Prediksi 50 Persen Penduduk Myanmar Positif COVID-19 Dua Pekan ke Depan

Jumat, 30 Juli 2021 17:30 WIB

Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Inggris Barbara Woodward menyampaikan bahwa kondisi pandemi COVID-19 di Myanmar mengkhawatirkan. Minimnya upaya pengendalian dan pencegahan menyebabkan kasus COVID-19, kata ia, naik dengan cepat. Saking cepatnya, Woodward memprediksi 50 persen penduduk Myanmar akan positif COVID-19 dalam dua pekan ke depan.

"Kudeta Myanmar telah menyebabkan kolapsnya sistem layanan kesehatan di sini. Di saat bersamaan, pekerja medis diserang dan ditahan," ujar Woodward pada diskusi informal Dewan Keamanan Myanmar, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 30 Juli 2021.

Sebagaimana diketahui, minimnya pengendalian dan pencegahan COVID-19 di Myanmar tak lepas dari kudeta yang dilakukan Jenderal Min Aung Hlaing pada 1 Februari lalu. Kudeta tersebut menyebabkan berbagai petugas medis dan dokter berhenti dari pekerjaannya, tak terkecuali vaksinasi COVID-19, sebagai bentuk protes. Belakangan, para dokter dan tenaga medis itu ditangkapi karena menentang junta.

Awalnya, penangkapan mereka tidak memberikan dampak signifikan terhadap pandemi COVID-19 di Myanmar. Namun, seiring berjalannya waktu, di mana varian-varian baru COVID-19 bermunculan, Myanmar mulai kelimpungan. Kasus terus bertambah sementara upaya pencegahan, pengendalian, maupun vaksinasi tak maksimal. Hal itu diperburuk sanksi ekonomi dari berbagai negara.

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]

Kabar terakhir, Min Aung Hlaing meminta tolong kepada komunitas internasional untuk membantunya menghadapi pandemi COVID-19. ASEAN adalah salah satu yang ia hubungi lebih dulu mengingat organisasi itu juga berupaya mengirim bantuan kemanusiaan ke Myanmar. Adapun salah satu kebutuhan utama Myanmar adalah vaksin COVID-19 karena angka vaksinasi yang masih kecil, kurang dari 10 persen.

"Virus menyebar dengan sangat cepat. Dengan berbagai estimasi, dua pekan ke depan, separuh dari populasi Myanmar bisa tertular vaksin COVID-19," ujar Woodward menegaskan.

Per Rabu kemarin, Myanmar mencatatkan 4.980 kasus dan 365 kematian baru akibat COVID-19. Angka total secara nasional ada 284.099 kasus dan 8.210 kematian. Adapun angka tersebut diragukan berbagai pihak sebagai gambaran yang representatif atas situasi pandemi di Myanmar.

Belum lama ini, Myanmar menerima dua juta vaksin COVID-19 dari Cina. Namun, jumlah itu hanya mampu mengcover 3,2 persen dari total populasinya.

Baca juga: Dilanda Pandemi COVID-19 dan Terisolir, Junta Myanmar Minta Tolong

REUTERS | ISTMAN MP

Berita terkait

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

3 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

10 jam lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

15 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

1 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

2 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

3 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

3 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

4 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya