Top 3 Dunia: India Balas Budi ke RI, Cina Tolak Penyelidikan Virus Corona
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 23 Juli 2021 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita Top 3 Dunia mulai dari India mengirimkan bantuan ke Indonesia untuk mengatasi pandemi virus corona. Bantuan berupa oksigen cair dan konsentrator.
Berita lainnya adalah Cina menolak rencana WHO melakukan penyelidikan tahap kedua tentang asal usul virus corona dan laboratorium Wuhan. Terakhir adalah WHO mengingatkan virus corona varian delta akan mendominasi kasus Covid-19 di dunia. Berikut berita selengkapnya:
1. India Balas Budi ke Indonesia, Kirim Bantuan Oksigen Cair dan Konsetrator
Pemerintah India mengirimkan bantuan untuk Indonesia dalam menghadapi pandemi virus Covid-19. Sebanyak 300 konsentrator oksigen dan 100 metrik ton oksigen medis cair telah dikirimkan ke Indonesia yang kini menjadi negara paling parah terkena dampak virus corona varian delta.
Menteri Luar Negeri India S Jaishankar melalui akun Twitternya mengumumkan bahwa Kapal Angkatan Laut India (INS) Airawat sedang dalam perjalanan ke Tanjung Priok di Indonesia dengan bantuan medis. “India berdiri bersama mitranya dalam perang melawan covid,” kata Jaishankar, Senin, 19 Juli 2021.
Dikutip dari Opindia, Indonesia sedang membendung penyebaran virus corona varian delta dengan rekor infeksi dan kematian tertinggi selama beberapa pekan terakhir. Sebuah laporan yang diterbitkan di Reuters, Indonesia telah menjadi hotspot virus corona paling kuat di Asia.
Lonjakan jumlah kasus Covid-19 didorong oleh penyebaran varian delta yang lebih ganas. Para ahli meyakini puncak gelombang wabah virus corona saat ini di Indonesia belum tiba. Selama beberapa pekan terakhir varian delta menyebabkan ribuan kasus harian dan ratusan orang mati akibat Covid-19.
Angkatan Laut India mengatakan kapal berangkat ke Indonesia pada 16 Juli dan akan segera tiba.
Ini adalah pertama kalinya India mengirim bantuan medis ke luar negeri setelah dilanda gelombang kedua wabah virus corona pada April 2021. Selama itu, Indonesia telah membantu India dalam memerangi Covid-19 dengan menyumbangkan 1.400 unit tabung oksigen melalui Indian Red Criss Society (IRCS).
Baca di sini berita selengkapnya.
<!--more-->
2. Cina Tolak WHO Selidiki Lagi Asal-usul Virus Corona dari Lab Wuhan
Cina pada Kamis menolak rencana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk tahap kedua penyelidikan asal-usul virus corona, yang mencakup hipotesis bahwa virus itu diduga lolos dari laboratorium Cina, kata seorang pejabat tinggi kesehatan.
WHO bulan ini mengusulkan studi fase kedua tentang asal-usul virus corona di Cina, termasuk audit laboratorium dan pasar di kota Wuhan, menyerukan transparansi dari pihak berwenang.
"Kami tidak akan menerima rencana penelusuran asal seperti itu, dalam beberapa aspek, mengabaikan akal sehat dan menentang ilmu pengetahuan," kata Zeng Yixin, wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC), dikutip dari Reuters, 22 Juli 2021.
Zeng mengatakan dia terkejut ketika pertama kali membaca rencana WHO karena mencantumkan hipotesis bahwa pelanggaran protokol laboratorium Cina telah menyebabkan virus bocor selama penelitian.
Kepala WHO sebelumnya mengatakan pada Juli bahwa penyelidikan asal-usul pandemi Covid-19 di Cina terhambat oleh kurangnya data mentah pada hari-hari pertama penyebaran di sana.
Zeng menegaskan kembali posisi Cina bahwa beberapa data tidak dapat sepenuhnya dibagikan karena masalah privasi.
"Kami berharap WHO secara serius meninjau pertimbangan dan saran yang dibuat oleh para ahli Cina dan benar-benar memperlakukan penelusuran asal virus Covid-19 sebagai masalah ilmiah, dan menyingkirkan campur tangan politik," kata Zeng. Cina menentang politisasi penelitian ini, katanya.
Zeng, bersama dengan pejabat lain dan pakar Cina pada konferensi pers, mendesak WHO untuk memperluas upaya penelusuran asal di luar Cina ke negara lain.
Berita selengkapnya baca di sini.
<!--more-->
3. WHO: Varian Delta Akan Dominan dan Dorong Kasus COVID-19 Hingga 200 Juta
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyatakan bahwa varian Delta COVID-19 bakal menjadi varian yang dominan dalam hitungan bulan. Hal tersebut mengacu pada tren penyebaran varian Delta COVID-19 yang terus bertambah. Per berita ini ditulis, varian Delta telah menyebar ke 124 negara atau bertambah 13 dibanding pekan sebelumnya.
"Kami menyakini varian Delta secara cepat bakal melangkahi varian-varian lainnya dan bakal menjadi varian yang penyebarannya dominan dalam beberapa bulan ke depan," ujar WHO dalam keterangan persnya, Rabu, 21 Juli 2021.
Varian Delta, sebagaimana diketahui, terdeteksi di India pada Oktober tahun lalu. Sebelum varian Delta, varian baru COVID-19 yang pertama kali menyebar adalah Alpha, berasal dari Inggris. Varian tersebut masih yang paling dominan, menyebar di 180 negara.
Setelah Alpha, varian baru kedua yang muncul adalah Beta, berasal dari Afrika Selatan. Varian tersebut menyebar di 130 negara. Sisanya adalah varian Gamma yang berasal dari Brasil dan menyebar di 78 negara.
"Prevalensi dari varian Delta melebihi 75 persen di berbagai negara. Mereka meliputi Australia, Bangladesh, Inggris, Cina, Denmark, India, Indonesia, Israel, Portugal, Rusia, Singapura, dan Afrika Selatan."
"Bukt-bukti yang ada mendukung temuan meningkatnya tingkat penularan varian Delta dibandingkan non Variant of Concern (Varian yang dikhawatirkan). Walau begitu, mekanisme yang menyebabkan tingkat penularan naik belum jelas," ujar WHO.
TIM TEMPO | CNA | REUTERS | OPINDIA