Militer Myanmar Dituding Penjarakan Dokter di Tengah Pandemi Covid-19

Reporter

Tempo.co

Kamis, 22 Juli 2021 18:13 WIB

Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kita menggelar aksi di depan Masjid Agung Al-Azhar dekat gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Sabtu, 24 April 2021. Dalam aksinya mereka menolak kedatangan pimpinan Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing yang dianggap tidak sah mewakili Myanmar dalam KTT ASEAN 2021 serta mengutuk atas terjadinya kekerasan yang terjadi di Myanmar. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Myanmar disebut-sebut telah menangkap sejumlah dokter yang memprotes kudeta yang dilakukan oleh junta. Dilansir dari Reuters, militer Myanmar menangkap beberapa dokter yang merawat pasien covid-19 secara mandiri.

Menurut sumber di media, penangkapan dokter dilakukan saat Myanmar sedang menghadapi kenaikan gelombang covid-19.

Sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari, gelombang protes terjadi di Myanmar. Sejumlah dokter ditangkap karena terlibat dalam protes tersebut.

Pada Kamis, 22 Juli 2021, Myanmar mencatat lebih dari 6.000 infeksi Covid-19. Tingkat kematian akibat Covid-19 sejumlah 286 kematian pada sehari sebelumnya.

Untuk membantu orang-orang yang tak pergi ke rumah sakit pemerintah karena menentang militer, dokter-dokter pun menawarkan konsultasi gratis lewat telepon. Mereka juga mengunjungi pasien di rumah untuk beberapa kasus tertentu.

Advertising
Advertising

Namun menurut laporan dokter dan media, setidaknya sembilan dokter sukarelawan yang menawarkan konsultasi jarak jauh telah ditahan oleh militer di Yangon dan Mandalay. Namun hal ini dibantah pihak militer. Juru bicara militer pun tak menjawab konfirmasi dari Reuters.

Seorang dokter, yang meminta tidak disebutkan namanya mengatakan empat rekannya sesama dokter di Mandalay telah ditangkap.

Di antara dokter tersebut adalah Kyaw Kyaw Thet, yang mengajar mahasiswa kedokteran, dan ahli bedah senior Thet Htay. Mereka diborgol dan dibawa pergi 16 Juli.

Seorang relawan dokter mengatakan militer telah menggunakan pandemi Covid-19 sebagai senjata melawan rakyat. Militer membatasi penjualan oksigen ke publik dan menolak pasien di rumah sakit yang dikelola militer. Warga yang ketakutan memilih mengobati sendiri di rumah.

"Ini seperti puncak gunung es. Kami melihat pasien meninggal setiap hari," kata seorang dokter yang tidak mau disebutkan namanya.

Joy Singhal, kepala delegasi Myanmar dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mengatakan jumlah pasien covid-19 meningkat pesat. "Dalam beberapa hari terakhir sekitar sepertiga dari orang yang dites positif," ujarnya seperti dikutip dari CNN.

Baca: Penasihat Senior Aung San Suu Kyi Tewas Akibat COVID-19 di Penjara Myanmar

DEWI RINA | CNN | REUTERS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

8 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

10 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya