Sebelumya, fatwa Majelis Ulama Malaysia menyatakan kepada umat islam untuk menghindari Yoga karena di dalam Yoga ada ritual yang digunakan Agama Hindu yang bisa mengurangi kepercayaan Umat Muslim.
Namun keputusan itu justru banyak ditentang kaum muslim termasuk Sultan Malaysia dan pepmbuat keibjakan, yang menyatakan bahwa mereka seharus berkonsultasi untuk masalah yang mempegaruhi Islam.
Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi tergerak untuk segera mengatasi masalah ini dan menyatakan --melalui Kantor Berita Bernama-- bahwa umat Muslim dapat melakukan Yoga namun tanpa harus mengekspresikan lewat suara semacam berdoa. “Jadi tidak ada pelarangan. Saya percaya umat Muslim tidak mudah berpindah ke politeisme,” paparnya.
Beberapa saat sebelum Abdulah berbicara, putra tertua dari anggota dewan negeri Sembilan mengkritik keras dengan pelarangan Yoga. “Islam adalah agama progresif dan ulama harus percaya dengan kepercayaan pengikutnya lebih dari jalan hidupnya,” ujar Tengku Naquiyuddin.
“Jika saya pergi ke Gereja atau ke Kuil Budha, apakah ada ketakutan saya akan pindah? Harian Star mengutipnya.
Fatwa Majelis Ulama Malaysia ini juga menyangkut kekawatiran para wanita muslim akan mengenakan pakaian yang bisa memperlihatkan aurat. Fatwa ini tidak legal namun cukup berpengaruh di Malaysia, dimana penduduk muslim Malaysia merupakan mayoritas yang berjumlah sekitar 27 juta jiwa.
Sementara etnik Cina dan India menjadi minoritas di Malaysia, yang kebanyakan menganut agama Kristen, Budha dan Hindu.
Bernama| Star| Reuters| Nur Haryanto