Pertama Kali Taliban Menyerang Provinsi Badghis di Afganistan

Kamis, 8 Juli 2021 15:30 WIB

Atap istana Darul Aman yang hancur akibat pertempuran di Kabul, Afganistan, 2 Juni 2016. Istana Darul Aman rusak parah akibat pertempuran perang sipil pada 1990-an. REUTERS/Omar Sobhani

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok radikal Taliban untuk pertama kali melakukan serangan ke wilayah barat Qala-e-Naw, Provinsi Badghis, Afganistan sejak melawan Pemerintah Afganistan. Serangan Taliban itu membuat panik masyarakat lokal dan tahanan.

Serangan Taliban itu terjadi pada Rabu, 7 Juli 2021, di mana militan Taliban mengepung sejumlah distrik di Provinsi Badghis.

“Musuh sudah memasuki kota, semua distrik sudah jatuh. Pertempuran sudah terjadi di dalam wilayah kota,” kata Gubernur Badghis, Hessamuddin Shams.

Advertising
Advertising

Kepala Dewan Provinsi Badghis Abdul Aziz Bek dan anggota dewan Zia Gul Habibi mengkonfirmasi serangan itu, yang terjadi antara Taliban dan pasukan militer Afganistan.

“Pertempuran terjadi di sejumlah wilayah kota,” kata Bek.

Menyusul ketegangan yang terjadi di Afganistan, sumber di pemerintahan Amerika Serikat menyebut Washington sedang mempertimbangkan untuk menawarkan sebuah visa jalur cepat untuk kelompok rentan dari Afganistan, seperti politikus perempuan, wartawan dan aktivis yang mungkin menjadi incaran kelompok radikal Taliban.

Selama ini kelompok-kelompok HAM telah meminta pada Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dan Gedung Putih untuk menambah sampai 2 ribu visa, khusus kalangan perempuan rentan dan pendukung perempuan. Ini bagian dari rencana untuk mengevakuasi ribuan warga Afganistan setelah militer Amerika Serikat di negara itu ditarik pada bulan ini. Masuk pula dalam rencana visa prioritas tersebut adalah penerjemah yang bekerja untuk pasukan asing.

Ratusan warga mengangkat senjata di Kabul, Afganistan, 23 Juni 2021. Mereka mengaku siap berperang setelah Taliban dikabarkan kembali memperkuat posisinya pascapenarikan pasukan oleh Amerika Serikat di Afganistan. REUTERS/Stringer

Salah satu pejabat mengatakan Amerika Serikat tidak hanya melihat perempuan yang berada di bawah ancaman, namun juga laki-laki dengan profesi yang berisiko dan kelompok minoritas. Sedangkan kelompok-kelompok HAM mengatakan pada Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat bahwa perempuan yang mendapat perlindungan selama dua dekade pendudukan Amerika Serikat di Afganistan dan para pendukung mereka, harus masuk dalam daftar prioritas pemberian visa.

“Nyawa dalam bahaya. Perempuan yang menduduki jabatan pemimpim, sering menjadi sasaran dan dibunuh oleh militan Taliban. Mereka mendapat sejumlah ancaman yang mengancam hidup dan keamanan mereka setiap hari,” kata Teresa Casale, Direktur Advokasi Mina’s List.

Mina’s List dan kelompok lainnya merekomendasikan visa bagi kelompok rentan ini masuk dalam daftar prioritas dengan cara membuat sebuah jalur cepat di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.

Gedung Putih menolak berkomentar perihal ini. Presiden Biden rencananya akan memberikan keterangan pada Kamis sore, 8 Juli 2021, waktu setempat mengenai penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afganistan. Biden diharapkan bisa memberikan informasi soal pemberian visa prioritas dalam kesempatan itu.

Di Afganistan, polisi, wartawan, hakim dan tenaga kesehatan menjadi sasaran pembunuhan saat militer asing angkat kaki dari negara itu.

Baca juga: Taliban Duduki 30 Persen Wilayah, Afghanistan Siapkan Serangan Balasan

Sumber: Reuters | aljazeera.com

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

11 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

11 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

11 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

11 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

14 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

14 jam lalu

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

Vira akan memimpin inisiatif strategis dan bisnis Visa di Indonesia, termasuk mendorong strategi perluasan pasar Visa.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

15 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya