Di Fiji, Polisi Antar Belanjaan Agar Warga Patuh Lockdown COVID-19

Rabu, 7 Juli 2021 14:47 WIB

Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Mulai hari ini, Pemerintah Fiji membagaikan bahan pokok ke berbagai rumah tangga untuk memastikan warga patuh terhadap lockdown COVID-19. Hal tersebut menyusul penyebaran varian Delta COVID-19 yang kian luas.

Untuk memperlancar proses distribusi, Pemerintah Fiji melibatkan personil kepolisian. Mereka akan ikut mengantar barang-barang dari supermarket ke rumah-rumah warga yang terjebak lockdown COVID-19. Adapun keterlibatan personil Kepolisian Fiji ini diabadikan oleh pemerintah di akun Twitternya.

"Kepolisian dan supermarket, bersama mengantarkan kebutuhan rumah tangga ke warga Fiji di area lockdown dan isolasi. Kami ada untuk memastikan anda mendapatkan bantuan," ujar Pemerintah Fiji, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 7 Juli 2021,

Dalam unggahan Twitternya, Pemerintah Fiji menunjukkan ada banyak hal yang diantarkan personil kepolisian ke rumah-rumah warga. Ada kebutuhan rumah tangga, bahan masakan, hingga kebutuhan kamar mandi seperti tissue toilet.

Sejak pandemi meledak, Fiji mencatatkan kurang lebih 39 kematian akibat COVID-19. Mayoritas dari jumlah tersebut dicatatkan sejak varian Delta terdeteksi pada April lalu. Sekarang, jumlah kasus harian di Fiji mencapai 500 kasus per hari.

Pemerintah Fiji, awalnya, sempat ragu untuk menerapkan lockdown COVID-19. Namun, begitu mengetahui kasus terus bertambah, rumah sakit penuh, dan banyaknya orang yang terlambat tertulis, mereka berubah sikap.

Kepala Federasi Palang Merah Internasional untuk wilayah Pasifik, Kate Greenwood, menyebut Fiji sesungguhnya menghadapi pandemi yang sama buruknya dengan India. Hal itu berlaku apabila keduanya dibandingkan secara proporsional berdasarkan jumlah populasi mereka. Oleh karenanya, ia berharap warga patuh akan kebijakan pengendalian yang ada.

"Semakin parah situasi di Fiji, semakin darurat peringatan untuk negara-negara Pasifik lainnya untuk bersiap akan kemungkinan terburuk," ujar Greenwood.

Mantan Menteri Kesehatan Fiji Neil Sharma menyatakan hal senada. Ia berkata, warga perlu patuh terhadap lockdown untuk menekan pandemi di Fiji. Menurutnya, lockdown dua pekan cukup ideal untuk situasi sekarang.

"Kami berbeda dibanding negara-negara maju di mana warganya bisa dengan mudah lockdown dan bekerja dari rumah. Di sini, warga masih berkeliaran, tidak memakai masker. Bukan situasi mudah," ujar Neil Sharma soal pandemi COVID-19 di Fiji.

Baca juga: Bermodal Wabah Rendah, Fiji Ingin Bangun Travel Bubble

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

17 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

23 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

2 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya