Dokter dan Politisi: Boris Johnson Nekat Longgarkan Kebijakan Masker COVID-19

Selasa, 6 Juli 2021 10:45 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara saat bertemu dengan tentara Ranger Regiment baru selama kunjungan untuk menandai Armed Forces Week, di Aldershot Garrison di Aldershot, Inggris 24 Juni 2021. [Daniel Leal-Olivas/Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Langkah PM Inggris Boris Johnson melonggarkan kewajiban memakai masker selama pandemi COVID-19 dikritik. Dokter, pemerintah daerah, serikat pekerja, dan pekerja medis menganggap PM Boris Johnson berjudi dan nekat ketika mengambil keputusan tersebut.

Salah satu kritikan datang dari politisi Partai Buruh, Sir Keir Starmer. Ia berkata, Johnson seharusnya tidak melakukan pelonggaran secara sekaligus, termasuk memberikan pilihan kepada warga untuk melepas masker per akhir lockdown pada 19 Juli nanti. Kewajiban memakai masker, kata ia, tetap perlu dipertahankan selama pandemi masih mengancam.

"Melonggarkan semua perlindungan di waktu bersamaan di saat penularan masih tinggi adalah tindakan gegabah. Apa yang kita butuhkan adalah kebijakan yang seimbang. Perlindungan utama tetap perlu ada seperti masker, ventilasi yang bagus, dan stimulus untuk mereka yang harus mengisolasi diri," ujar Starmer, dikutip dari Sky News, Selasa, 6 Juli 2021.

Komentar senada hadir dari Chaand Nagpul dari Asosiasi Medis Inggris. Ia menyebut pelonggaran yang diumumkan Boris Johnson sungguh mengkhawatirkan. Padahal, kata ia, Boris Johnson sudah mendapat banyak masukan dan peringatan seperti meningkatnya kasus COVID-19 di rumah sakit dan kematian.

Nagpul merekomendasikan para menteri di Inggris untuk kembali mewajibkan penggunaan masker terlepas lockdown sudah dilonggarkan per 19 Juli nanti.

"Hingga penyebaran virus COVID-19 benar-benar terkendali dan makin banyak warga yang sudah tervaksin penuh," ujar Nagpul. Menurut Our World in Data, 50,4 persen warga Inggris sudah divaksinasi lengkap.

Di berbagai kota, pemerintah daerah ikut menyuarakan kekhawatiran atas langkah Johnson. Di Manchester, wali kota Andy Burnham merasa masker tetap wajib dipakai di transportasi publik seperti kereta, trem, dan bus. Sementara itu, di London, wali kota Sadiq Khan menyatakan bakal ada diskusi lebih lanjut soal kebijakan masker.

"Maskerku melindungi mu. Masker kalian melindungi saya. Kewajiban memakai masker di transportasi publik mengurangi penyebaran COVID-19 dan memberi rasa aman terhadap warga London yang pada ujungnya vital untuk pemulihan ekonomi," ujar Sadiq Khan menyampaikan sikapnya soal isu pelonggaran kebijakan masker.

Diberitakan sebelumnya, Boris Johnson tidak hanya melonggarkan kebijakan memakai masker pada pencabutan lockdown, 19 Juli nanti. Langkah itu juga akan menghilangkan batasan formal pada kontak sosial dan instruksi bekerja dari rumah.

Baca juga: Menuju Normal Baru, Inggris Tidak Akan Lagi Wajibkan Masker

ISTMAN MP | SKY NEWS | REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

12 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

19 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

4 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya