Amsterdam Minta Maaf Atas Perbudakan di Masa Lalu, Termasuk ke Indonesia

Sabtu, 3 Juli 2021 15:44 WIB

Seorang pria memasang bendera di depan rumahnya untuk memperingati King's Day di Haarlem, Belanda, 27 April 2020. King's Day merupakan hari libur nasional untuk memperingati kelahiran Raja Willem-Alexander pada 27 April. Xinhua/Sylvia Lederer

TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Amsterdam Femke Halsema pada Kamis, 1 Juli 2021, mengutarakan permohonan maaf atas peran kota itu dalam perdagangan budak, yang ditujukan untuk memperkaya wilayah Ibu Kota selama masa penjajahan.

“Atas nama Kota Amsterdam, saya menyampaikan sebuah permohonan maaf untuk keterlibatan secara aktif Dewan Kota Amsterdam dalam sistem perbudakan di era penjajahan dan perdagangan orang secara global yang direduksi menjadi perbudakan,” kata Halsema.

Sama seperti di negara-negara lain di Eropa, perdebatan juga terjadi di Belanda atas masa lalu penjajahan di Benua Biru dan perannya dalam perbudakan. Perdebatan semacam ini menyeruak setelah terjadi gerakan Black Lives Matter di Amerika Serikat.

“Ini waktunya untuk mengintegrasikan ketidak-adilan besar pada era penjajahan ke dalam identitas kota kita,” kata Halsema, dalam sebuah pidato peringatan penghapusan perbudakan pada 1 Juli 1863 di Suriname dan sebagian wilayah Karabia.

Pada era puncak penjajahan, United Provinces atau yang sekarang dikenal sebagai Belanda, memiliki sejumlah negara jajahan seperti Suriname, Curacao di Kepulauan Karabia, Afrika Selatan dan Indonesia.

Menurut Halsema, provinsi Holland, yang ketika itu mencakup wilayah Amsterdam, adalah pemain utama dalam perdagangan dan eksploitasi budak-budak. Pada abad ked-18, sekitar 40 persen dari pertumbuhan ekonomi berasal dari perbudakan. “Di Amsterdam, hampir setiap orang mendapatkan uang dari penjajahan di Suriname,” kata Halsema.

Permohonan maaf yang disampaikan Halsema itu membuat Amsterdam menjadi Kota pertama di Belanda yang menyampaikan permintaan maaf. Sikap Amsterdam itu, mungkin akan diikuti oleh Rotterdam, Utrecht dan Kota Pusat Pemerintahan Den Hague yang juga sedang mendebatkan permasalahan ini.

Di tingkat nasional, Belanda belum secara resmi meminta maaf atas perannya dalam perbudakan. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan periode perbudakan telalu jauh ke belakang dan debat soal permohonan maaf hanya akan menciptakan ketegangan.

Baca juga: Kasus Jenazah ABK Indonesia Dilarung di Laut, Berkas Perkara Dinyatakan Lengkap

Sumber: gulfnews.com

Advertising
Advertising

Berita terkait

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

1 jam lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Galih Loss Minta Maaf Usai Buat Video Penistaan Agama di TikTok

7 hari lalu

Galih Loss Minta Maaf Usai Buat Video Penistaan Agama di TikTok

Galih Loss Minta maaf dan mengakui video TikTok yang diunggah menistakan agama Islam.

Baca Selengkapnya

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

8 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

11 hari lalu

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

16 hari lalu

TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

TNI sebut pembunuhan oleh OPM terhadap Danramil Aradide sebagai pelanggaran HAM berat. Bagaimana kategori jenis pelanggaran HAM berat sesuai UU HAM?

Baca Selengkapnya

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

23 hari lalu

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

24 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

25 hari lalu

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.

Baca Selengkapnya

4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

30 hari lalu

4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

serangkaian proses perjuangan kemerdekaan Indonesia terjadi di bulan Ramadan

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Vonis Bekas Kepala Rutan Sanksi Berat Berupa Minta Maaf secara Terbuka Langsung

35 hari lalu

Dewas KPK Vonis Bekas Kepala Rutan Sanksi Berat Berupa Minta Maaf secara Terbuka Langsung

Dewas KPK menjatuhkan vonis sanksi berat kepada eks Bekas Kepala KPK, Achmad Fauzi, dalam kasus pungli di rutan KPK.

Baca Selengkapnya