Trump Organization dan Kepala Keuangannya Didakwa Penipuan Pajak

Jumat, 2 Juli 2021 10:00 WIB

Kepala keuangan Trump Organization Allen Weisselberg keluar setelah sidang dakwaan di Mahkamah Agung Negara Bagian New York di wilayah Manhattan, New York City, New York, AS, 1 Juli 2021. [REUTERS/Brendan McDermid]

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Donald Trump, Trump Organization, dan kepala keuangannya mengaku tidak bersalah pada hari Kamis setelah jaksa New York menuduh mereka melakukan penipuan pajak dalam penyelidikan terhadap bisnis mantan presiden AS.

Dakwaan terhadap Trump Organization dan kepala keuangannya Allen Weisselberg adalah yang pertama dalam hampir tiga tahun penyelidikan oleh Jaksa Distrik Manhattan Cyrus Vance, yang bergabung dengan Jaksa Agung New York Letitia James pada bulan Mei, menurut laporan Reuters, 2 Juli 2021.

Dakwaan itu dapat merusak hubungan Trump Organization dengan bank dan mitra bisnis, dan memperumit masa depan politik Trump ketika Donald Trump mau mencalonkan lagi dalam pilpres 2024.

Trump sendiri belum didakwa dan mengatakan penyelidikan terhadap Trump Organization adalah "perburuan penyihir". Jaksa Vance dan James adalah Demokrat.

Jaksa Distrik Manhattan Cyrus Vance Jr. tiba di Kantor Kejaksaan Distrik di wilayah Manhattan, New York City, New York, AS, 1 Juli 2021. [REUTERS/Angus Mordant]

Advertising
Advertising

Jaksa menuduh Trump Organization dan Weisselberg sejak 2005 telah menipu otoritas pajak dengan memberikan keuntungan di luar pembukuan kepada eksekutif perusahaan.

Weisselberg, 73 tahun, didakwa menyembunyikan pendapatan US$1,76 juta Rp25,6 miliar), termasuk sewa apartemen Manhattan, pembayaran sewa untuk dua kendaraan Mercedes-Benz dan uang sekolah untuk anggota keluarga, dengan Trump menandatangani cek untuk uang sekolah itu sendiri.

Jaksa mengatakan ini memungkinkan Weisselberg, yang telah bekerja untuk Trump selama sekitar 48 tahun, untuk menghindari pajak sekitar US$900.000 (Rp13 miliar) dan mengumpulkan US$133.000 (Rp1,9 miliar) dalam pengembalian uang yang tidak pantas dia terima.

"Terus terang, ini adalah skema pembayaran ilegal yang luas dan berani," kata Asisten Jaksa Wilayah Carey Dunne pada dakwaan para terdakwa di Pengadilan Kriminal Manhattan. "Ini bukan praktik standar dalam komunitas bisnis, juga bukan tindakan seorang karyawan yang nakal atau terisolasi."

15 dakwaan menuduh para terdakwa dengan skema penipuan, penipuan pajak, dan pemalsuan dokumen bisnis.

Weisselberg juga didakwa dengan pencurian besar, yang membawa hukuman penjara maksimum 15 tahun. Trump Organization dapat menghadapi denda dan hukuman lain jika terbukti bersalah.

Baca juga: Donald Trump Beri Sinyal Kemungkinan Maju di Pilpres AS 2024

REUTERS

Berita terkait

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

6 jam lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

10 jam lalu

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

Berikut deretan negara yang tidak memungut pajak penghasilan (PPh) pribadi, didominasi oleh negara yang kaya cadangan migas.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

2 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

2 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

3 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

3 hari lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

4 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya