Reunifikasi dan Gebuk Negara Asing jadi Tema Pidato 1 Abad Partai Komunis Cina

Kamis, 1 Juli 2021 15:30 WIB

Kongres Nasional Cina dipimpin Presiden Xi Jinping dimulai Jumat, 22 Mei 2020. [XINHUA NEWS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Cina Xi Jinping merayakan 100 tahun Partai Komunis Cina dengan ancaman. Dikutip dari kantor berita Reuters, Ia memperingatkan negara-negara yang bermusuhan dengan Cina untuk tidak mencari gara-gara. Jika tidak, Xi Jinping mengatakan Cina bakal "membenturkan kepala" mereka.

"Negara manapun yang berani mencari gara-gara dengan kami akan mendapati kepala mereka dibenturkan ke dinding besi yang dibangun 1,4 miliar warga Cina," ujar Xi Jinping dalam pidato satu jamnya di alun-alun Tiananmen, Kamis, 1 Juli 2021.

Selain menebar ancaman ke negara-negara yang bermasalah dengan Cina, Xi Jinping juga menyampaikan visinya soal "Dunia Baru". Ia berkata, Cina tidak hanya akan menghancurkan "Dunia Lama", tetapi juga menciptakan "Dunia Baru".

Dunia Baru, dalam visi Xi Jinping, akan dicapai dengan reunifikasi Cina dan modernisasi militernya. Reunifikasi berkaitan dengan bersatunya kembali negara-negara yang selama ini mengklaim independen dari Cina. Dalam hal ini, negara tersebut adalah Hong Kong dan Taiwan.

Hong Kong bisa dikatakan sudah berada dalam pengaruh Cina. Sejak UU Keamanan Nasional Hong Kong disahkan oleh Parlemen Cina, tekanan terhadap kelompok pro demokrasi diperkuat. Mereka yang bertentangan ditangkap sementara yang berada di tubuh pemerintahan disingkirkan. Bahkan, sekarang seorang pejabat pemerintahan di Hong Kong harus bisa membuktikan bahwa mereka seorang "Patriot", pro-Cina.

Taiwan dalam situasi yang berbeda. Negara itu masih bertahan dengan sikapnya terpisah, merdeka dari Cina. Cina berupaya memprovokasi dengan beberapa kali menggelar latihan militer bersama di Selat Taiwan atau mengirimkan pasukan jet tempurnya ke wilayah penerbangan negara itu. Taiwan, dalam hal ini, mendapat bantuan Amerika untuk bertahan.

"Semua putra-putri Cina, termasuk kompatriot di Taiwan. harus bekerjasama menuju solidaritas. Hajar segala upaya kemerdekaan Taiwan," ujar Xi Jinping.

Sementara itu, soal militer, Xi Jinping menegaskan kembali soal perlunya modernisasi pertahanan nasional dan angkatan bersenjata. Ia tidak menyampaikan detilnya, namun sudah bukan rahasia umum bahwa Cina memperkuat pengaruh militernya di kawasan Indo-Pasifik seperti membangun pangkalan militer di Spratley.

Profesor Manajemen Publik dari Beijing Normal University, Tang Renwu, menyatakan pidato Xi Jinping adalah upayanya untuk tampil tangguh di depan negara-negara Barat. "Respon ia yang lebih tegas dibanding biasaya bertujuan untuk membangun semangat patriotisme dan nasionalisme di antara warga Cina," ujarnya.

Baca juga: Cina Sebut G7 Melakukan Manipulasi Politik untuk Sudutkan Negaranya

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

5 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

8 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

8 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

9 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya