Pengadilan Menolak Mengesampingkan Barang Bukti yang Diprotes Aung San Suu Kyi

Rabu, 30 Juni 2021 07:00 WIB

Sejumlah pengunjuk rasa turun ke jalan saat ikuti aksi protes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 19 Februari 2021. Aksi demo telah terjadi di sejumlah kota Myanmar. Massa anti kudeta berhari-hari turun ke jalan meneriakkan "Ganyang Kediktatoran Militer" dan "Lepaskan Aung San Suu Kyi". REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya Penasihat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi, untuk lolos dari pidana berat kian sulit. Dalam persidangan terbarunya pada Selasa kemarin, ia gagal menyakinkan hakim untuk mengesampingkan barang bukti yang ia anggap bermasalah. Aung San Suu Kyi menyakini Militer Myanmar mendapatkan barang bukti secara ilegal.

Barang bukti yang dimaksud adalah surat yang dikirim partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), beberapa hari setelah kudeta pada 1 Februari lalu. Surat itu meminta duta besar Myanmar di berbagai negara untuk tidak mengakui pemerintahan junta yang mengambil alih pemerintahan dari Aung San Suu Kyi dan.

Menurut junta Myanmar, surat dari NLD tersebut adalah bukti kuat adanya upaya dari Aung Sann Suu Kyi untuk menghasut pejabat-pejabat pemerintah di berbagai negara. Oleh karenanya, kata junta Myanmar, Aung San Suu Kyi pantas dihukum berat karena mencoba menghasut keributan antara pemerintah pusat dan pejabat negara.

"Apa yang kami permasalahkan, tidak ada tandatangan Aung San Suu Kyi di surat tersebut. Mereka (junta Myanmar) juga tidak memberikan keterangan soal bagaimana dokumen itu didapat. Mereka tahu-tahu saja melampirkannya sebagai barang bukti," ujar pengacara Aung San Suu Kyi, Khin Maung Zaw, Selasa, 29 Juni 2021.

Pemimpin pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi tiba di gedung Parlemen di Stormont, Belfast, 24 Oktober 2013. Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan tokoh senior lainnya dari partai yang berkuasa telah ditahan dalam penggerebekan dini hari, kata juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi pada hari Senin, 1 Februari 2021. [REUTERS / Cathal McNaughton / File Foto]


Pengadilan Myanmar merasa argumen hukum yang dibentuk oleh Aung San Suu Kyi kurang kuat. Oleh karenanya, hakim memutuskan untuk menolak mosi Aung San Suu Kyi untuk mengesampingkan bukti berupa surat-surat NLD yang bocor tersebut.

Per berita ini ditulis, junta Myanmar belum memberikan keterangan soal mosi yang diajukan oleh Aung San Suu Kyi. Walau begitu, Kepala junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, menegaskan bahwa nasib Aung San Suu Kyi bukan berada di tangannya.

"Saya bukan hakim. Saya tidak bisa mengatakan apa yang akan terjadi terhadap Aung San Suu Kyi. Saya tidak bisa memberikan perintah soal apa yang perlu dilakukan kepadanya."

"Hakim di Myanmar akan mengurus hal tersebut, berdasarkan hukum yang berlaku. Setelah itu, hakim akan menentukan apa yang akan terjadi padanya," ujar Min Aung Hlaing menegaskan.

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]


Sebagai catatan , Aung Saan Suu Kyi menjadi tersangka untuk berbagai perkara sejak ditangkap oleh junta Myanmar. Kasus pertama yang menjerat Aung San Suu Kyi adalah soal kepemilikan walkie talkie secara ilegal. Menurut Kepolisian Myanmar, Aung San Suu Kyi mengimpornya tanpa izin. Setelah kasus itu, ia dijerat perkara terkait kerahasiaan informasi negara, protokol COVID-19, hingga penyuapan.

Atas perkara-perkara itu, Aung San Suu Kyi bisa dipenjara hingga belasan tahun. Sebagai contoh, kasus kerahasiaan informasi negara saja memiliki ancaman hukuman penjara 14 tahun. Kuasa hukum Aung San Suu Kyi menyakini Junta Militer Myanmar akan berusaha untuk memberikan durasi hukuman maksimum demi bisa menyingkirkannya.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Peringatkan Warga Myanmar Hati-hati Dengan COVID-19

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

9 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

12 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

12 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

13 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

14 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

15 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya