Pengusaha Restoran Kesal Thailand Memperketat Lagi Aturan

Selasa, 29 Juni 2021 14:00 WIB

Seorang petugas kesehatan menerima vaksin penyakit virus corona Sinovac (COVID-19) di rumah sakit Samut Sakhon di provinsi Samut Sakhon, Thailand, 28 Februari 2021. [REUTERS / Athit Perawongmetha]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik restoran serta berbagai jenis tempat makan lainnya di Ibu Kota Bangkok dan provinsi di sekitarnya, mulai frustrasi dengan larangan makan di tempat. Aturan itu diberlakukan mulai Senin kemarin, 28 Juni 2021 atau baru saja seminggu Pemerintah Thailand melonggarkan aturan.

Larangan makan di dalam restoran diumumkan pada Sabtu malam, 26 Juni 2021 setelah angka harian infeksi virus corona di Negeri Gajah Putih mengalami kenaikan sampai di atas 2 ribu kasus dalam beberapa pekan.

Advertising
Advertising

Selain larangan makan di dalam restoran, Thailand juga memberlakukan sejumlah larangan lainnya, yakni melakukan perjalanan lintas provinsi, menghentikan proyek pembangunan dan acara kumpul-kumpul tidak diperbolehkan setidaknya sampai 30 hari ke depan.

Larangan ini pukulan telak bagi banyak pemilik restoran, yang beberapa diantaranya baru saja pulih dari larangan sebelumnya.

“Apa yang saya rasakan ketika mendengar larangan terbaru diumumkan? Jengkel,” kata Mika Apichatsakol, yang punya usaha restoran khusus vegan, Bangkok City Diner.

Mika menceritakan restorannya sudah tidak melayani tamu makan ditempat sejak 1 Mei 2021 mengikuti peraturan pemerintah. Semenjak itu pula, Mika hanya bisa melayani pembelian makanan dengan cara delivery order.

“Kami sebenarnya berencana membuka layanan makan di tempat pada 1 Juli mendatang. Kami sudah mengumumkannya seminggu lalu dan sekarang yang terjadi, kami kembali hanya bisa melayani pembelian makanan untuk dikirim ke rumah konsumen (delivery oder),” kata Mika.

Thailand secang bergelut dengan gelombang ketiga pandemi Covid-19 sejak April 2021 lalu atau ketika sebuah kluster penularan Covid-19 di temukan di sejumlah klub malam di Ibu Kota Bangkok.

Di Thailand sudah ada lebih dari 220 ribu kasus positif Covid-19 dan 1.840 kematian akibat Covid-19. Lembaga Pengendalian Penyakit di Thailand menyebut ada lebih dari 100 kluster penyebaran Covid-19 di wilayah Bangkok.

Untuk menekan angka penyebaran virus corona, Pemerintah Thailand memberlakukan aturan ketat untuk mereka yang ingin makan di restoran dan sejumlah bisnis lainnya. Kendati aturan sudah diperketat, situasi masih belum membaik, di mana pada bulan lalu terjadi penyebaran wabah virus corona di kalangan tahanan yang menempati sel-sel dan pusat-pusat penahanan, yang sesak.

Baca juga: Oxford: Penggabungan Vaksin COVID-19 AstraZeneca dan Pfizer Tingkatkan Immune

Sumber: channelnewsasia.com

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

13 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

19 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

1 hari lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

2 hari lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya