Kasus Harian Menurun, Pakar Anggap India Belum Selamat dari Varian Delta

Kamis, 24 Juni 2021 19:30 WIB

Pasien Covid-19 menggunakan oksigen di dalam "Oxygen on Wheel" di Bangalore, India, 13 Mei 2021. Xinhua/Str

TEMPO.CO, Jakarta - Situasi pandemi COVID-19 di India perlahan membaik. Angka kasus harian mulai menurun. Dari puncaknya, 400 ribu kasus per hari di bulan Mei, sekarang India mencatat rata-rata 50 ribu kasus per hari. Walau begitu, sejumlah pihak mengatakan India belum bisa dikatakan sepenuhnya selamat.

Masih beredarnya varian Delta COVID-19 menjadi alasan di balik anggapan tersebut. Varian yang menurut Uni Eropa 40-60 persen lebih menular tersebut dianggap berbagai pihak bisa membuat situasi di India memburuk lagi. Dikutip dari BBC, Kamis, 24 Juni 2021, pakar medis memperkirakan gelombang ketiga COVID-19 akan menyerang India dalam waktu 12-16 pekan jika pandemi dan varian Delta tidak tertangani dengan baik.

"India sekarang berada dalam posisi yang rentan. Fase berikutnya akan bergantung pada bagaimana perilaku masyarakat," ujar Chandrakant Lahariya.

Para pakar mengakui bahwa belum ada cukup data untuk menyatakan varian Delta pasti akan menyebabkan gelombang ketiga pandemi COVID-19. Namun, karena varian Delta dapat menyebar dengan cepat dan tetap bermutasi, data-data yang dimiliki bisa berubah dalam hitungan pekan.

Harveer Singh, 65 tahun, seorang warga desa yang menderita COVID-19 beristirahat di ranjang darurat saat ia menerima perawatan di klinik terbuka darurat, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di desa Mewla Gopalgarh, di distrik Jewar, di negara bagian utara Uttar Pradesh, India, 16 Mei 2021.[REUTERS / Danish Siddiqui]

Baca juga: India Mulai Vaksinasi Covid-19 Gratis untuk Orang Dewasa

Salah satu pakar yang menyatakan hal itu adalah Epidemiologis Lalit Kant. Ia berkata, ancaman Delta akan terus ada apabila virus dibiarkan menyebar dan bermutasi. Oleh karenanya, kata ia, salah satu hal yang perlu dilakukan otoritas kesehatan adalah secara intensif melakukan sequencing untuk mengidentifikasi varian-varian baru yang berpotensi memperburuk situasi.

Hal senada disampaikan Dr. A Fathahudeen. Menurutnya, hal yang harus diwaspadai adalah mutasi varian Delta. Vaksin yang ada sekarang, kata ia, belum tentu akan bisa bekerja pada varian-varian baru. Jika ternyata tidak bisa mencegah mutasi varian Delta, maka gelombang baru bisa datang dengan lebih cepat.

"Menurut saya gelombang baru tak terhindarkan, namun kita bisa menundanya jika melakukan langkah tepat, seperti sequencing, untuk memantau mutasi virus dan memperketat protokol kesehatan. Jika tidak, gelombang ketiga bisa lebih cepat," ujarnya.

Selain potensi varian baru, hal yang membuat India belum bisa dikatakan sepenuhnya selamat adalah angka vaksinasi COVID-19. Beberapa pakar menyebut angka vaksinasi India masih rendah. Per berita ini ditulis, India menyuntikkan 3,25 juta dosis per hari. Angka itu jauh lebih rendah dibanding target, 8-9 juta dosis per hari.

Sejumlah pasien dengan gangguan pernapasan menerima bantuan oksigen gratis di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah Tsunami COVID-19 di Ghaziabad, India, 30 April 2021. REUTERS/Adnan Abidi

Dengan capaian sejauh ini, menurut data BBC, baru 4 persen warga India yang sudah divaksin penuh. Sementara itu, warga yang sudah menerima paling tidak satu dosis ada 18 persen. Mayoritas kelompok yang belum divaksin adalah kelompok remaja. Mereka yang diprediksi bakal menjadi kelompok rentan berikutnya.

"Mereka adalah kelompok populasi yang masih perawan dalam hal vaksinasi karena memang tidak ada vaksinasi tersedia untuk mereka. Jika anak-anak dalam jumlah besar terinfeksi dan kita tidak siap, tidak ada yang bisa dilakukan last minute," ujar Kepala Epidemiologi dari National Institute of Mental Health and Neuroscience, Pradeep Banandur.

Meski pesimistis gelombang ketiga bakal bisa dihindari, para pakar sepakat bahwa setidaknya India sudah punya modal pengalaman menghadapi gelombang kedua. Selama India tetap waspada, mereka menyakini gelombang ketiga bisa minimal dihadapi dan terkendali jika tak bisa dihindari.

Per berita ini ditulis, India tercatat memiliki 30 juta kasus dan 392 ribu kematian akibat COVID-19.

Baca juga: India Kebut Imunisasi Massal Vaksin Virus Corona

ISTMAN MP | BBC | THE NATIONAL | REUTERS





Berita terkait

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

3 jam lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

4 jam lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

5 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

10 hari lalu

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.

Baca Selengkapnya

Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

10 hari lalu

Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

Dua lelaki memberondong rumah aktor India Salman Khan di daerah Mumbai Bandra, belum lama ini. Bintang Bollywood ini pernah dapat ancaman pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya