Uni Eropa: Varian Delta COVID-19 Bisa Wakili 90 Persen Kasus Baru

Kamis, 24 Juni 2021 15:00 WIB

Ilustrasi Virus Corona atau Covid-19. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa memperingatkan bahwa varian Delta COVID-19 berpotensi menjadi varian dominan di benua biru itu. Jika tidak terkendali, menurut mereka, varian delta bisa mewakili 90 persen dari kasus-kasus COVID-19 di Eropa per Agustus.

Sejauh ini, kata Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, varian Alpha masih menjadi varian yang dominan. Namun, karakter varian Delta yang lebih cepat menyebar mereka anggap bisa mengganti kedudukan varian Alpha sewaktu-waktu.

"Sangat mungkin varian Delta akan menyebar dengan lebih luas pada musim panas, terutama pada kelompok usia muda yang tidak menjadi target vaksinasi COVID-19," ujar Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, Andrea Ammon, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 24 Juni 2021.

Ammon berkata, peringatannya soal ancaman varian Delta bukan tanpa alasan. Di beberapa negara, tren varian kasus Delta COVID-19 meningkat. Dua di antaranya di Rusia dan Inggris walaupun dampaknya terkendali oleh gencar vaksinasi COVID-19 di sana.

Di Inggris, menurut laporan Channel News Asia, jumlah pasien di rumah sakit yang membutuhkan alat bantu nafas terus meningkat beberapa pekan terakhir. Pada 22 Juni kemarin, misalnya, ada 250 orang di rumah sakit yang memerlukan alat bantu nafas, dua kali lipat dibanding angka bulan lalu.

Untuk menangkal varian Delta, Ammon mengatakan vaksinasi masih menjadi strategi utama. Problemnya, kata ia, masih banyak warga Eropa yang belum divaksinasi penuh. Menurut laporan dari Channel News Asia, ada 30 persen warga berusia di atas 80 tahun dan 40 persen warga berusia di atas 60 tahun yang belum divaksin penuh di Eropa.

"Dalam situasi sekarang, sangat krusial untuk segera memberikan dosis kedua vaksin COVID-19. Hal itu untuk mempercepat jumlah individu yang terlindungi (oleh vaksin)."

"Sayangnya, data awal menunjukkan varian Delta juga bisa menulari individu yang baru menerima satu dosis vaksin COVID-19 dari produk yang tersedia saat ini," ujar Ammon sambil mengingatkan bahwa varian Delta 40-60 persen lebih menular dibanding varian Alpha COVID-19.

Strategi lain yang bisa diterapkan menurut Ammon adalah bersikap waspada dan jangan lengah. Rencana pelonggaran di beberapa negara, kata Ammon, bisa memicu kasus-kasus baru jika tidak ditangani dengan baik dan hati-hati.

"Segala pelonggaran bisa berujung pada peningkatan kasus harian COVID-19 secara cepat dan signifikan di segala kelompok usia. Peningkatan itu kemudian bisa berujung pada kematian atau penuhnya rumah sakit di level yang sama dengan musim gugur 2020," ujar Ammon soal rencana pelonggaran di Eropa dan varian Delta.

Baca juga: WHO: Covid-19 Varian Delta Akan Pilih Warga Paling Rentan

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA


Berita terkait

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

2 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

3 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

3 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

4 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

10 hari lalu

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

10 hari lalu

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Baca Selengkapnya