EKSKLUSIF, Anggota Pemerintah Bayangan Bertahan di Myanmar Meski Menjadi Buron

Rabu, 16 Juni 2021 14:00 WIB

Para perempuan membawa pot dengan bunga saat mereka mengambil bagian dalam protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 13 April 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Pemerintah Bayangan Myanmar, National Unity Government (NUG), tidak sepenuhnya kabur dari negeri seribu pagoda itu. Meski diburu oleh junta militer pimpinan Min Aung Hlaing, mayoritas dari mereka bertahan, bergerak dari "bawah tanah", untuk memastikan demokrasi pulih di Myanmar.

Menteri Kerjasama Internasional NUG, Dr. Sasa, mengatakan teknologi membantu pemerintahan bayangan untuk tetap bekerja di bawah tekanan. Meski satu sama lain tidak tahu posisi masing, ia berkata dirinya dan anggota pemerintah bayangan lainnya rutin berkomunikasi satu sama lain. Ia menyebut NUG sebagai wujud pemerintahan modern yang officeless.

"Mohon maaf saya tidak bisa mengungkapkan lokasi...Apa yang bisa saya katakan, kami bekerja kerja di NUG. Saya terkadang bekerja 20 jam sehari," ujar Dr. Sasa, dalam wawancara dengan Majalah Tempo dan Tempo.co pada Senin pekan lalu, 7 Juni 2021.

Meski berhasil bertahan hingga sekarang, Dr. Sasa melanjutkan bahwa bergerak secara underground tidaklah mudah. Selain bekerja dengan kesadaran dirinya dan kolega menjadi buron, junta militer juga secara rutin mencoba mengganggu aktivitas NUG. Sebagai contoh, internet berkali-kali diputus di mana menyulitkan pemerintahannya untuk berbagai informasi dengan masyarakat.

Dalam situasi yang dihadapi Myanmar seperti sekarang, Dr. Sasa berkata bahwa apa yang sesungguhnya dibutuhkan NUG dan warga adalah keterbukaan dan transparansi. Hal itu untuk menggalang dukungan dari komunitas internasional terhadap upaya mereka memulihkan demokrasi. Dengan semua serba underground, informasi tak terdistribusi sebagaimana harusnya.

"Dalam situasi normal, saya perlu bersikap diplomatis. Saya tidak seharusnya bersembunyi atau serba rahasia...Warga Myanmart berhak tahu apa yang direncanakan oleh Min Aung Hlaing yang mencoba membunuh kami," ujar Dr. Sasa.

Per berita ini ditulis, NUG telah diberi label kelompok ilegal oleh Junta Myanmar. Keberadaan mereka tidak diakui dan apapun yang mereka lakukan akan dianggap sebagai pelanggaran hukum. Itulah kenapa banyak anggotanya bergerak dari dalam tempat persembunyian untuk menjangkau bantuan-bantuan dari komunitas internasional.

Status ilegal membuat National Unity Government (NUG) sulit berkomunikasi dengan berbagai pihak, terutama ASEAN. Dalam percakapan dengan TEMPO, Dr.Sasa mengaku sudah berbicara dengan negara-negara anggota ASEAN secara terpisah untuk mencari dukungan, namun ia belum pernah bebicara dengan ASEAN sebagai satu kesatuan.

Baca juga: PBB: Apa yang Terjadi di Myanmar Adalah Bencana Kemanusiaan

ISTMAN MP

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

17 jam lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

11 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

13 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

13 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

16 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

16 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

17 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

18 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya