EKSKLUSIF, Pemerintah Bayangan Myanmar Sebut Perang Saudara Sulit Dihindari

Rabu, 16 Juni 2021 12:30 WIB

Mayor Hein Thaw Oo melatih rekrutan di wilayah perbatasan yang dikendalikan pemberontak Myanmar.[Supplied/Myanmar Now]

TEMPO.CO, Jakarta - Empat bulan berlalu, krisis di Myanmar belum sepenuhnya usai. Di wilayah-wilayah perbatasan, kelompok etnis bersenjata dan warga sipil menggelar latihan militer bersama untuk merespon serangan-serangan berikutnya dari junta militer. Mereka sadar junta bisa menyerang sewaktu-waktu, baik dari darat maupun udara.

Pemerintah bayangan Myanmar, National Unity Government (NUG), mengaku tidak bisa mencegah kelompok etnis bersenjata dan warga bersiap untuk perang. Situasi perang saudara, menurut mereka, sulit dihindari di saat junta militer berkali-kali melakukan serangan bersenjata. Apalagi, sudah ada ratusan ribu warga di perbatasan Myanmar yang kehilangan rumah akibat aksi junta militer.

"Hukum pertama dari angkatan bersenjata adalah melindungi warga, bukan malah menyerang mereka seperti sekarang. Jadi, warga Myanmar tidak memiliki pilihan selain bertahan dari para pembunuh itu," ujar Menteri Kerjasama Internasional dari NUG, Dr. Sasa, ketika berbincang dengan Tempo Senin pekan lalu, 7 Juni 2021.

Dr. Sasa berkata, perang saudara hanya akan terhenti apabila Militer Myanmar berniat dan berkomitmen untuk menghentikan serangan bersenjata. Hal itu, kata ia, juga sudah disebut dalam lima poin konsensus ASEAN. Sayangnya, kata Dr. Sasa, belum terlihat niatan itu dari pihak militer.

Pangkalan militer Myanmar di tepi Sungai Salween terbakar, di Provinsi Mae Hong Son, Thailand, 27 April 2021. Kelompok pemberontak Persatuan Nasional Karen (KNU) mengklaim berhasil menyerang dan mengambil alih pangkalan militer Myanmar di wilayah perbatasan dengan Thailand. REUTERS/Athit Perawongmetha


Menurutnya, sekalinya Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk berhenti menyerang, maka kelompok etnis bersenjata dan warga juga akan menghentikan upaya bertahannya. Perkara bagaimana mendorong Min Aung Hlaing menghentikan serangannya, Dr. Sasa mengatakan hal itu perkara lain.

"Jika hari ini Min Aung Hlaing menarik pasukannya dari kota, perdesaan, dan kemudian menempatkan mereka di barak, saya bisa janjikan masyarakat sipil dan kelompok etnis bersenjata tidak akan melakukan serangan pertahanan," ujar Dr. Sasa.

Dr. Sasa menambahkan bahwa tidak semua personil Militer Myanmar buruk. Beberapa dari mereka melakukan serangan dalam kondisi terpaksa, untuk melindungi nyawa mereka sendiri. Strategi NUG ke depannya, kata ia, adalah memberikan jaminan keamanan pada personil-personil yang potensi menjadi desertir itu.

Per berita ini ditulis, hampir 900 orang terbunuh oleh junta militer selama krisis Myanmar berlangsung. Selain itu, ada juga 6000 perempuan dan pria yang dipenjara sebagai tahanan politik tanpa alasan yang jelas.

Krisis Myanmar berawal dari kudeta pada 1 Februari lalu di mana Min Aung Hlaing menculik Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Wyin Mint. Pemicunya adalah kekalahan partai afiliasi militer di pemilu 2020 dan keyakinan mereka partai pemerintah telah berbuat curang.


Baca juga: Junta Militer Tangkap Eks Kepala Program Imunisasi Covid-19 Myanmar

ISTMAN MP

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

16 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

17 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya