Jadi PM Israel Baru, Ini Lima Hal Soal Naftali Bennett yang Perlu Diketahui

Senin, 14 Juni 2021 13:45 WIB

Pemimpin partai Yamina Naftali Bennett berjalan setelah menyampaikan pernyataan di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, 30 Mei 2021. [Yonatan Sindel / Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Politisi sayap kanan dari Partai Yamina, Naftali Bennett, resmi menjadi PM Israel yang baru. Ia melengserkan politisi senior, Benjamin Netanyahu, yang sudah menjadi PM Israel selama kurang lebih 12 tahun. Uniknya, dia berhasil mencapai posisi tersebut hanya dengan bermodal 6 kursi di Parlemen Israel, Knesset.

Meski telah menjadi PM Israel baru berkat proses voting di Knesset pada Ahad kemarin, belum banyak yang mengenalnya. Padahal, Bennett berperan banyak dalam program pendudukan wilayah Palestina, yang membuat kemenangannya ditanggapi sinis oleh negera tetangga Israel. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui soal Naftali Bennet:

Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett berbicara dalam resepsi yang diselenggarakan oleh Persatuan Ortodoks di Yerusalem menjelang pembukaan kedutaan AS yang baru di Yerusalem, 14 Mei 2018. [REUTERS / Ammar Awad]

1. Siapa Naftali Bennett?
Sebagian mengenalnya sebagai politisi ekstrim sayap kanan dan mantan sekutu dari Benjamin Netanyahu. Namun, Naftali Bennett lebih dari itu. Lahir di Haifa, Israel, 49 tahun lalu, Bennett tidak hanya seorang politisi, tetapi juga veteran militer dan pengusaha di bidang teknologi.

Di Tahun 1996, ia menjadi bagian dari Militer Israel. Salah satu misi di mana ia terlibat adalah serangan di desa Kafr Qana, Lebanon. Pada misi tersebut, Bennett nyaris tewas, namun terselamatkan berkat serangan artileri ke fasilitas PBB yang menampung 102 pengungsi. Misi itu dikenal sebagai pembantaian Qana.

Setelah menyelesaikan dinas militernya, Bennett berkarir di industri teknologi. Tahun 1999, ia membangun startup pengembangan piranti lunak anti-penipuan. <!--more-->

Pemimpin partai Yamina Naftali Bennett menyampaikan pernyataan di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem 30 Mei 2021. Yonatan Sindel / Pool via REUTERS

2. Bagaimana Bennett Masuk ke Politik Israel?
Tahun 2005, Bennett menjual startupnya dengan harga US$145 juta. Setelah itu, ia masuk ke dunia politik dan menjadi staf ahli dari Benjamin Netanyahu di tahun 2008.

Karir di politik mengantarkannya pada posisi Kepala Dewan Yesha. Yesha sendiri bertanggungjawab atas pendudukan pemukiman-pemukiman Palestina di West Bank (Tepi Barat) yang diklaim oleh Israel. Pengalamannya di Yesha membentuk mindsetnya soal pro-pendudukan dan pencaplokan tepi barat.

Mindset itu ia bawa ketika kembali ke politik, terutama ketika membentuk Partai Rumah Yahudi dan Partai Yamina. Belakangan, partai itulah yang membawa ia ke kursi PM dengan memenangkan enam kursi di pemilu legilsatif. Di Israel, jumlah kursi itu cukup memberikan daya tawar atas koalisi yang ada, koalisi Yair Lapid atau Benjamin Netanyahu. <!--more-->

Politisi sayap kanan, Naftali Bennett, memutuskan bergabung dengan koalisi oposisi bentukan Yair Lapid untuk menyingkirkan rezim Benjamin Netanyahu di Israel (Sumber: Reuters/ Ammar Awad)

3. Apa Kebijakannya yang Menonjol?
Meski Naftali Bennett tidak tinggal di West Bank, pencaplokan wilayah itu menjadi salah satu agenda politiknya. Seperti yang telah disebutkan, Bennett adalah politisi ekstrim saya kanan dan memandang Israel sangat berhak atas Tepi Barat. Padalah, hukum internasional melarang.

Selain mendukung pencaplokan Tepi Barat, Bennett juga seorang Anti-Palestina. Ia menyebut negara Palestina sebagai masalah untuk Israel. Ia juga pernah mendukung pembunuhan terhadap teroris asal Palestina dibanding rehabilitasi serta deradikalisasi.

Salah satu wujud terakhir sikap Anti-Palestinanya adalah bagaimana Bennett ingin memperkuat kendali Israel atas wilayah Bukit Bait Suci. Bulan lalu, Bukti Bait Suci menjadi lokasi bentrokan antara aparat Israel dengan umat Muslim yang tinggal di Yerusalem Timur perihal penggusuran warga di Sheikh Jarrah. <!--more-->

Pasukan Israel menghancurkan bangunan milik warga Palestina dengan alat berat di desa Sur Baher, Yerusalem Timur, 22 Juli 2019. Isreal menganggap bangunan tersebut didirikan secara ilegal. REUTERS/Mussa Qawasma

4. Apa Rencana Bennett untuk Israel?
Dalam beberapa wawancara, Bennett mengklaim akan mengesampingkan dulu agenda soal pencaplokan Tepi Barat atau Palestina apabila terpilih menjadi PM Israel baru. Menurutnya, fokus utama pemerintahan ia untuk jangka pendek adalah melawan pandemi COVID-19 dahulu serta memperbaiki perkonomian Israel.

Dikutip dari Reuters, Bennett juga berencana menegaskan sikap Israel soal Perjanjian Nuklir Iran atau JCPOA. Bennet mengatakan perjanjian tersebut akan merugikan Israel karena sama saja membiarkan Iran untuk memiliki senjata nuklir.

Selain nuklir Iran dan COVID-19, rencana kerja Bennett lainnya berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, kemudahan berbisnis, hunian murah, perpecahan di antara warga, serta pengesahan anggaran Israel. Anggaran tersebut sudah dua tahun tidak menemui kejelasan. <!--more-->

Kombinasi file foto menunjukkan Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett berbicara di Yerusalem 14 Mei 2018 dan pemimpin partai Yesh Atid Yair Lapid menyampaikan pidato di Tel Aviv, Israel 24 Maret 2021. [REUTERS/Ammar Awad/Amir Cohen]

5. Bagaimana Bennett Bisa Menjadi PM Israel?

Kemenangan Naftali Bennet merupakan imbas dari kisruh anggaran tahun lalu. Pada tahun 2020, Parlemen Israel gagal menyetujui APBN pada bulan Desember. Hal itu memicu pembubaran koalisi dan parlemen pada 23 Desember 2020. Sesuai aturan, dalam 90 hari harus segera ada pemilu legislatif baru untuk menyusun ulang pemerintahan.

Pada pemilu legislatif tahun ini, koalisi bentukan PM Benjamin Netanyahu gagal memenangkan suara mayoritas. Hal itu mempersulitnya untuk membentuk pemerintahan baru sesuai perintah Presiden Reuven Rivlin. Ia kemudian berharap Yamina, yang dipimpin Bennett, bergabung ke koalisinya.

Di luar dugaan Netanyahu, Bennett yang hanya memang enam kursi di parlemen itu 'berkhianat'. Ia bergabung dengan koalisi bentukan Yair Lapid dari Partai Yesh Atid. Koalisi Netanyahu runtuh dan ia gagal memenuhi tenggat.

Baca juga: Dapat Ucapan Selamat dari Joe Biden, Ini Kata Naftali Bennett soal Amerika

ISTMAN MP | REUTERS | WASHINGTON POST

Berita terkait

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

2 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

3 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

5 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

12 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

13 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

13 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

14 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

14 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

15 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya