Perhitungan Suara Pemilu Peru Diwarnai Tuduhan Penipuan
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Rabu, 9 Juni 2021 10:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan warga Peru berunjuk rasa di luar gedung Komisi Pemilihan Umum di Ibu Kota Lima pada Selasa, 8 Juni 2021. Unjuk rasa terjadi saat perhitungan suara pemilu Peru hampir berakhir.
Pedro Castillo dari kelompok sosialis unggul tipis dalam perhitungan suara itu dengan raihan suara sementara 50,2 persen. Sedangkan lawannya, Keiko Fujimori mendapatkan 49,8 persen. Saat berita ini diturunkan, total sudah 97 persen suara yang dihitung.
Ketegangan mulai terasa karena muncul tuduhan penipuan dalam pemilu ini dan suara yang diperebutkan.
Castillo adalah pengusaha bidang tembaga yang kaya raya, yang terjun ke dunia politik. Sedangkan Fujimori merupakan putri mantan Presiden Peru Alberto Fujimori.
Sebelumnya pada Senin, 7 Juni 2021, Fujimori melepaskan tuduhan, yang tidak berdasar, mengenai adanya penipuan dalam pemilu tersebut. Tuduhan tersebut seperti menyiram bensin dalam api. Muncul tagar di Twitter agar para pengguna media sosial itu untuk membantu mengirimkan apa yang disebut Fujimori sebagai ‘iregularitis’ atau penyimpangan.
Sejumlah ahli, yang terlibat dalam pemilu Peru, termasuk pengamat internasional, mengatakan pada Reuters belum menemukan penipuan seperti yang dituduhkan.
“Kami berunjuk rasa karena ada pencurian, yang mencolok, dalam pemilu itu. Petugas Komisi Pemilihan Umum bermain dengan menguntungkan Castillo. Mereka sedang mencoba melakukan penipuan untuk menguntungkannya,” kata Fenando Tavera, demonstran pro-Fujimori di luar gedung Komisi Pemilihan Umum Peru.
Demonstran pendukung Castillo juga melakukan aksi jalan ke kantor Komisi Pemilihan Umum untuk mendukung jagoan mereka. Unjuk rasa dua kubu yang berbeda ini untungnya berjalan damai.
Baca juga: Hakim Perintahkan Mantan Presiden Peru Kuczynski Segera Dipenjara
Sumber: Reuters