WHO Minta Perusahaan Farmasi Beri 50 Persen Volume Vaksin COVID-19 ke COVAX

Selasa, 8 Juni 2021 13:00 WIB

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19 di markas WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, berupaya keras meratakan distribusi vaksin COVID-19. Perkembangan terbaru, WHO meminta manufaktur-manufaktur vaksin COVID-19 untuk memprioritaskan 50 persen volume produksinya untuk COVAX. Harapan WHO, hal itu bisa menggenjot kampanye vaksinasi di negara-negara berkembang.

"Manufaktur perlu mengarahkan perhatian mereka terhadap fasilitas COVAX.., Saya meminta manufaktur berkomitmen menyerahkan 50 persen dari volume vaksin mereka ke COVAX," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 8 Juni 2021.

Ghebreyesus menjelaskan, permintaan tersebut ia sampaikan karena realitanya mayoritas suplai vaksin COVID-19 masih dikuasai negara-negara besar. Di sisi lain, negara-negara besar tidak mendonasikan surplus yang mereka punya untuk menolong kelompok prioritas di negara berkembang, tetapi malah menggelar vaksinasi anak.

Menurut Ghebreyesus, apa yang seharusnya terjadi adalah suplai vaksin COVID-19 diutamakan untuk kelompok-kelompok prioritas dulu di seluruh negara. Itulah kenapa ia berharap negara-negara dengan vaksin COVID-19 berlebih mau menyumbangkan surplus mereka ke negara-negara berkembang.

Sebuah pesawat Angkatan Udara A.S. terlihat di landasan setelah mendarat dengan membawa sejumlah pasokan bantuan untuk warga India yang terinfeksi COVID-19 dari Amerika Serikat di terminal kargo Bandara Internasional Indira Gandhi di New Delhi, India, 30 April 2021. Prakash Singh/Pool via REUTERS


Target WHO, kata Tedros, 10 persen dari populasi dunia sudah divaksin per September 2021 dan 30 persen pada Desember 2021. Untuk mencapai hal itu, Tedros mengatakan diperlukan setidaknya 100 juta dosis di bulan Juni dan Juli.

"Negara anggota G7 akan bertemu pekan ini (soal COVID-19). Negara-negara ini memiliki kemampuan untuk mencapai target itu. Saya minta G7 tidak hanya berkomitmen membagi vaksin COVID-19, tetapi membaginya Juni dan Juli ini," ujarnya.

Per berita ini ditulis, baru Amerika yang sudah memastikan bakal membantu meratakan distribusi vaksin COVID-19. Kamis pekan lalu, Presiden Joe Biden mengungkapkan Amerika memiliki 80 juta dosis surplus yang siap dibagikan ke negara-negara lain. Dari 80 juta dosis tersebut, 25 juta dosis akan dikirimkan bulan ini via COVAX.

COVAX sendiri sudah mendistribusikan 80 juta dosis ke 129 negara. Namun, angka tersebut tertinggal 200 juta dosis dari target WHO.

Tidak sembarang vaksin bisa didonasikan ke COVAX. Vaksin COVID-19 itu harus mendapat pengesahan dari WHO dulu. Adapun vaksin yang sudah mendapat pengesahan dari WHO adalah AstraZeneca, Johnson & Johnson, Moderna, Pfizer - BioNTech, Sinopharm, dan Sinovac. Dari nama-nama itu, AstraZeneca mewakili 97 persen dosis yang didistribusikan.

Baca juga: Boris Johnson Minta Negara G7 Rampung Vaksinasi Seluruh Dunia Per 2022

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

6 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

22 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya