TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta seluruh anggota G7 untuk berkomitmen membantu vaksinasi COVID-19. Bahkan, Johnson yakin ketujuhnya mampu berkomitmen rampung memvaksinasi masyarakat di seluruh dunia per 2022. Dikutip dari kantor berita Reuters, Johnson berharap komitmen itu bisa dinyatakan dalam pertemuan G7 pekan depan.
"Rampung memvaksinasi seluruh dunia pada akhir 2022 bakal menjadi salah satu pencapaian terbesar peradaban manusia. Saya meminta negara G7 untuk bergabung, mengakhiri pandemi, dan berjanji tak akan membiarkannya terulang lagi," ujar Boris Johnson pada Sabtu kemarin, waktu setempat, 5 Juni 2021.
Rencananya, pertemuan G7 akan digelar selama tiga hari di Cornwall, Inggris. Para pemimpin Jerman, Prancis, Amerika, Italia, Jepang, Uni Eropa, dan Kanada bakal berada di sana. Bagi Presiden Amerika Joe Biden, event tersebut bakal menjadi kunjungan luar negeri pertamanya.
Boris Johnson memastikan bahwa kampanye vaksinasi global akan menjadi salah satu fokus utama dalam pertemuan G7. Itulah kenapa dirinya berharap ada rencana konkrit dan komitmen dari negara anggota G7 untuk menggenjot vaksinasi global.
Sebelumnya, WHO beberapa kali mengeluhkan soal kurangnya vaksin COVID-19 untuk negara-negara berkembang. Menurutnya, negara-negara besar, mengontrol mayoritas supplai vaksin COVID-19 di seluruh dunia. Alhasil, walaupun angka vaksinasi naik, hal itu tidak terjadi di negara-negara kecil yang masih bertahan dari sumbangan WHO.
Baca Juga:
Keluhan senada disampaikan oleh Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank). Mereka kemudian mendesak negara anggota G7 untuk tidak pelit membagikan surplus vaksin COVID-19. Selain itu, keduanya juga meminta perusahaan pengembang vaksin untuk lebih transparan dalam hal kontrak pengadaan, pendanaan, serta pengiriman. Hal itu untuk memantau ketersediaan vaksin COVID-19.
"Memperluas distribusi vaksin COVID-19 adalah kebutuhan darurat dan tanggung jawab moral. Pandemi COVID-19 tidak akan rampung sampai semua mendapatkannya, termasuk mereka yang tinggal di negara berkembang," ujar pernyataan bersama Managing Director IMF Kristalina Georgieva dan Presiden World Bank David Malpass, Jumat kemarin.
Dari ketujuh anggota G7, yang sudah dipastikan bakal membantu meratakan distribusi vaksin COVID-19 adalah Amerika. Kamis kemarin, Presiden Joe Biden mengungkapkan bahwa Amerika memiliki 80 juta dosis surplus yang siap dibagikan ke negara-negara lain. Dari 80 juta dosis tersebut, 25 juta dosis akan dikirimkan bulan ini.
Baca juga: Inggris Enggan Sumbangkan Vaksin Covid-19 Sebelum Vaksinasi Semua Populasinya
ISTMAN MP | REUTERS