Donald Trump Kembali Serang Anthony Fauci Soal COVID-19

Minggu, 6 Juni 2021 13:10 WIB

Mantan Presiden AS Donald Trump berbicara di Conservative Political Action Conference di Orlando, Florida, AS 28 Februari 2021. [REUTERS / Joe Skipper]

TEMPO.CO, Jakarta - Urusan mantan Presiden Amerika Donald Trump dengan pakar medis Anthony Fauci belum usai. Dikutip dari kantor berita Reuters, Donald Trump kembali menyerang pria yang sekarang menjabat Kepala Penasihat Medis untuk Presiden Joe Biden itu. Topiknya tidak jauh dari COVID-19.

Hal itu dilakukan Donald Trump dalam event Konvensi Partai Republik di Greenville, North Carolina, Sabtu waktu setempat. Dalam event itu, ia menyebut Fauci menyebar ketakutan soal COVID-19. Salah satunya, kata Trump, ketika Fauci memaksa warga Amerika memakai masker agar terlindung dari COVID-19.

"Dia bukan dokter yang baik. Dia adalah promotor yang baik," ujar Donald Trump, Sabtu, 6 Juni 2021.

Tidak berhenti di situ, Donald Trump lanjut menyerang keyakinan Anthony Fauci soal asal virus COVID-19. Donald Trump masih menyakini virus tersebut berasal dari lab di Wuhan, berbeda dengan Fauci yang menyakini COVID-19 tidak mungkin diciptakan oleh manusia berdasarkan struktur proteinnya.

"Dia salah dalam banyak isu dan dia juga salah soal Wuhan dan laboratorium," ujar Donald Trump, seperti biasa tanpa menunjukkan bukti satupun.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci, menghadiri pertemuan respons virus Corona dengan Presiden AS Donald Trump dan Gubernur Lousiana John Bel Edwards di Oval Office Gedung Putih, Washington, AS, 29 April 2020.[REUTERS]


Pernyataan Donald Trump tersebut menyusul permintaan Presiden Joe Biden pekan lalu agar lembaga intelijen dan medis Amerika kembali meninjau kemungkinan COVID-19 berasal dari lab. Sebagaimana diketahui, asal-usul COVID-19 belum terungkap sepenuhnya karena sejumlah batasan yang diterapkan Pemerintah Cina.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang ditugaskan untuk menyelidiki asal usul COVID-19, menyakini virus COVID-19 dibawa oleh hewan liar yang datang dari luar negeri. Mereka tidak menyakini virus diciptakan oleh manusia. Walau begitu, mereka berencana menggelar investigasi sekali lagi, kali ini tanpa pengawasan Cina.

Investigasi pertama WHO diputuskan saat Donald Trump masih menjadi Presiden Amerika. Trump aktif menyerang Cina soal COVID-19 dan mendesak adanya investigasi ke sana, menyakini negeri tirai bambu itu sebagai dalang pandemi sesungguhnya. Hal itu sempat membuat Cina menentang segala bentuk investigasi, menganggapnya bernada politis. Mereka baru menyetujui setelah dijanjikan ikut berperan.

"Cina harus membayar US$10 triliun atas segala kerusakan yang mereka sebabkan lewat COVID-19 ke Amerika dan negara-negara lainnya," ujar Donald Trump.

Di masa kepemimpinannya, Donald Trump dianggap tak becus menangani pandemi COVID-19. Ia telat merespon pandemi, sempat menyepelekan virus, tidak taat prokes, dan bahkan sempat positif COVID-19. Hal itu berperan pada kekalahannya di Pilpres Amerika 2020.

Baca juga: Gara-gara Donald Trump, Facebook Akhiri Fitur Istimewa untuk Politisi?

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

14 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

16 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

20 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

22 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya