Gereja Katolik Austria Kecam Peluncuran Peta Islam

Sabtu, 5 Juni 2021 09:40 WIB

Orang-orang berkabung untuk mengenang para korban serangan teroris di Wina, Austria, pada 5 November 2020. Pemerintah Austria pada Selasa (3/11) mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari pascaserangan teror mematikan yang menewaskan sedikitnya empat orang dan satu pelaku di ibu kota negara tersebut pada Senin (2/11) malam. (Xinhua/Georges Schneider)

TEMPO.CO, - Gereja Katolik Austria mengecam kebijakan pemerintah yang menerbitkan 'Peta Islam'. Gereja Katolik menjadi kelompok agama terbaru yang ikut mengkritik peta tersebut bersama ratusan organisasi Islam lainnya.

"Berbahaya untuk memberi kesan bahwa salah satu komunitas agama dicurigai secara umum,” kata Kepala Gereja Katolik Austria, Kardinal Christoph Schoenborn, dikutip dari Arab News, Sabtu, 5 Juni 2021.

Schoenborn pun mempertanyakan kenapa Islam yang dijadikan obyek pembuatan peta dari sekian banyak komunitas agama di Austria.

Advertising
Advertising

Umit Vural, kepala Komunitas Agama Islam Austria, menggambarkan peta tersebut sebagai ancaman keamanan besar-besaran bagi muslim di negara itu.

Sementara organisasi Pemuda Muslim Austria mengatakan beberapa warga beragama Islam telah diserang dan sebuah masjid telah dirusak sejak peta itu beredar di internet akhir Mei ini.

Peta Islam yang kontroversial itu menunjukkan informasi detail lebih dari 600 asosiasi muslim mulai dari kelompok pemuda hingga masjid termasuk lokasi dan foto anggota mereka.

Peta tersebut pertama kali dipresentasikan oleh kelompok yang didanai pemerintah yang memantau ekstremisme muslim dan oleh Menteri Integrasi Austria Susanne Raab, seorang anggota Partai Rakyat Austria (OeVP) yang konservatif dan anti-migrasi. Raab menyebutnya sebagai alat untuk memerangi politik Islam yang dianggapnya menjadi landasan ekstremisme

Ekstremis sayap kanan dalam sepekan terakhir memasang spanduk-spanduk bertuliskan “Hati-hati! Politik Islam ada di dekat Anda” di jalan-jalan di mana peta menunjukkan organisasi muslim.

Perwakilan Khusus Uni Eropa untuk Kejahatan Kebencian dan Kebencian Antisemit dan Anti-Muslim Daniel Hoeltgen mendesak pemerintah Austria untuk menghapus peta itu, sementara sejumlah perwakilan dari komunitas agama lain, termasuk presiden Konferensi Rabi Eropa, Pinchas Goldschmidt, juga menegurnya. .

Serangan verbal dan fisik terhadap Muslim telah meningkat sejak seorang ekstremis kelahiran Austria membunuh empat orang di Wina pada awal November, menurut sebuah kelompok yang mendokumentasikan Islamofobia dan rasisme anti-Muslim

Baca juga: Peluncuran Peta Islam di Austria Dinilai Rentan Penyalahgunaan

Sumber: ARAB NEWS

Berita terkait

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

1 hari lalu

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

Austria mengumumkan akan melanjutkan pendanaan bagi badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.

Baca Selengkapnya

Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

1 hari lalu

Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

Perkumpulan Galaruwa kembali melengkapi bukti perihal laporan atas dugaan intoleransi ke Bareskrim Polri perihal kasus pembubaran ibadah.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

5 hari lalu

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

Setelah sempat gaduh soal pembubaran doa rosario yang dilakukan mahasiswa Katolik Unpam, Wali Kota Tangerang Selatan gelar pertemuan.

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

8 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan PPh Pribadi Tertinggi, Ada yang Mencapai 55 Persen

9 hari lalu

10 Negara dengan PPh Pribadi Tertinggi, Ada yang Mencapai 55 Persen

Berikut ini deretan negara dengan tarif pajak penghasilan pribadi tertinggi hingga 50 persen, didominasi oleh negara-negara di Benua Eropa.

Baca Selengkapnya

10 Negara Eropa dengan Penduduk Muslim Terbanyak, Rusia Nomor Satu

9 hari lalu

10 Negara Eropa dengan Penduduk Muslim Terbanyak, Rusia Nomor Satu

Berikut ini daftar negara Eropa dengan penduduk Muslim terbanyak berdasarkan jumlahnya pada 2020. Rusia jadi nomor satu.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Hitung Mundur Tahun Suci dengan Tema 'Harapan'

10 hari lalu

Paus Fransiskus Hitung Mundur Tahun Suci dengan Tema 'Harapan'

Paus Fransiskus secara resmi memproklamirkan sebagai Tahun Suci yang dimulai pada akhir Desember.

Baca Selengkapnya

Polisi Berjaga 24 Jam di Sekitar Rumah Kontrakan Usai Pengeroyokan Mahasiswi Katolik Universitas Pamulang

10 hari lalu

Polisi Berjaga 24 Jam di Sekitar Rumah Kontrakan Usai Pengeroyokan Mahasiswi Katolik Universitas Pamulang

Sejumlah polisi dar Polsek Cisauk berjaga-jaga 24 jam di sekitar rumah kontrakan mahasiswi Universitas Pamulang korban pengeroyokan.

Baca Selengkapnya

Warga Tepis Isu Pengeroyokan Mahasiswa Unpam Saat Berdoa Rosario di Kampung Poncol

10 hari lalu

Warga Tepis Isu Pengeroyokan Mahasiswa Unpam Saat Berdoa Rosario di Kampung Poncol

Warga Kampung Poncol, Kelurahan Babakan Kota Tangerang Selatan menyebut mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) di wilayah ini kerap berkumpul.

Baca Selengkapnya

Austria - Indonesia Gelar Konser Orkestra di 3 Negara, Rayakan 70 Tahun Persahabatan

11 hari lalu

Austria - Indonesia Gelar Konser Orkestra di 3 Negara, Rayakan 70 Tahun Persahabatan

Austria dan Indonesia merayakan 70 tahun hubungan diplomatik dengan menggelar serangkaian konser orkestra di tiga negara.

Baca Selengkapnya