TEMPO.CO, - Kelompok muslim di Austria mengecam peluncuran Peta Nasional Islam yang memuat informasi lebih dari 620 masjid, lembaga, dan pejabat serta kemungkinan koneksi mereka di luar negeri. Mereka menilai informasi di peta itu rentan disalahgunakan oleh orang-orang yang membenci Islam untuk melakukan kekerasan.
Pemuda Muslim Austria mengajukan gugatan terhadap pemerintah Kanselir Sebastian Kurz terkait peta itu. "Penerbitan semua nama, fungsi, dan alamat lembaga-lembaga muslim telah melewati batas yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata kelompok itu dikutip dari Al Jazeera, Ahad, 30 Mei 2021.
Kelompok Komunitas Agama Islam di Austria (IGGOE) memperingatkan agar tidak menstigmatisasi semua muslim yang tinggal di Austria sebagai potensi bahaya bagi masyarakat dan tatanan hukum demokratis di negara itu. "Kampanye ini memicu rasisme dan mengekspos warga muslim pada risiko keamanan besar-besaran," tambah IGGOE.
Menteri Integrasi Susanne Raab meluncurkan situs Peta Nasional Islam ini pada Kamis kemarin. Menurut dia, peta itu tidak ditujukan untuk mencurigai umat Islam secara umum. "Tujuannya untuk melawan ideologi politik, bukan agama," ucap dia.
Laporan serangan anti-Muslim di Austria meningkat sejak serangan mematikan di Wina November lalu.
Baca Juga:
Peta tersebut telah meningkatkan ketegangan antara Partai Rakyat Austria yang konservatif di Kurz dan mitra koalisinya, Partai Hijau.
Juru bicara Partai Hijau Austria untuk integrasi dan keragaman Faika El-Nagashi menulis di Twitter pada Kamis bahwa tidak ada anggota partai yang terlibat di dalamnya atau diberitahu sebelumnya. Dia menambahkan proyek tersebut bertentangan dengan kebijakan integrasi dan dialog yang seharusnya terlihat.
Baca juga: Cegah Teror, Austria Wajibkan Pendataan Para Imam
Sumber: AL JAZEERA