WHO Sahkan Penggunaan Vaksin COVID-19 Sinovac

Rabu, 2 Juni 2021 08:00 WIB

Petugas kesehatan memasukan vaksin COVID-19 ke jarum untuk disuntikkan kepada pemuka agama saat vaksinasi COVID-19 massal dosis pertama di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 23 Maret 2021. Sebanyak 350 orang pemuka agama di Palembang mendapatkan penyuntikan vaksin COVID-19 Sinovac dosis pertama. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, akhirnya mengesahkan penggunaan vaksin COVID-19 Sinovac setelah mengujinya secara klinis. Pengesahan tersebut sekaligus berita bagus bagi negara-negara miskin yang tidak memiliki kemampuan untuk menguji efikasi vaksin COVID-19 Sinovac.

Di sisi lain, pengesahan Sinovac sekaligus menegaskan bahwa vaksin buatan Cina tersebut akan masuk dalam program COVAX WHO. Selama ini, vaksin yang paling banyak dikirim WHO ke negara-negara berkembang adalah AstraZeneca karena harganya yang terjangkau dan kemudahan penyimpanannya.

"Sekarang adalah momen yang krusial untuk segera mendistribusikan vaksin ini ke orang-orang yang membutuhkan," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 1 Juni 2021.

Sebagai catatan, Sinovac adalah vaksin COVID-19 kedelapan yang mendapat pengesahan dari WHO. Jika dipersempit ke region asal, maka Sinovac adalah vaksin COVID-19 kedua asal Cina yang disahkan. Vaksin COVID-19 pertama asal Cina yang penggunaannya disetujui WHO adalah Sinopharm.

Adapun hasil uji WHO menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 Sinovac memiliki efikasi sebesar 51 persen untuk mencegah gejala parah COVID-19. Hasil tersebut sejalan dengan hasil uji oleh badan regulator di berbagai negara yang menunjukkan efikasi Sinovac berada di rentang 51-94 persen.

Indonesia, pada pertengahan Mei, mengatakan Sinovac terbukti 94 persen efektif mencegah gejala COVID-19. Hasil itu didapat badan regulator obat-obatan dan makanan Indonesia usai mempelajari dampak vaksin terhadap 120 ribu pekerja medisnya. Adapun Senin kemarin Indonesia mendapat 8 juta dosis vaksin Sinovac lagi, menambah total dosis yang diterima Indonesia 92,9 juta.

Pihak Sinovac menambahkan, mereka sudah mendistribusikan kurang lebih 600 juta dosis vaksin COVID-19 per 31 Mei 2021. Dan, dari 600 juta dosis tersebut, sebanyak 430 juta di antaranya telah disuntikkan ke masyarakat.

"Uji klinis telah memberikan bukti kuat yang mendukung penggunaan vaksin Sinovac di 40 negara," ujar CEO dari Sinovac, Weidong Yin dalam keterangan persnya menyusul pengesahan oleh WHO.

Baca juga: WHO: Sudah Saatnya Ada Perjanjian Global Soal Pandemi

ISTMAN MP | REUTERS


Berita terkait

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

1 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

4 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya