Saham Produsen Mainan Naik Akibat Kebijakan Tiga Anak Cina

Selasa, 1 Juni 2021 18:00 WIB

Seorang guru membantu murid-muridnya belajar tentang tanaman di sebuah taman kanak-kanak di Changsha, Provinsi Hunan, Cina, 2 September 2020. Taman kanak-kanak tersebut menumbuhkan kesadaran anak-anak untuk menghargai makanan sejak usia dini dan membantu mereka membentuk kebiasaan makan yang baik. Xinhua/Chen Zeguo

TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Cina memperbolehkan satu keluarga untuk memiliki tiga anak direspon positif oleh pasar kebutuhan anak-anak. Menurut laporan Reuters, nilai saham produsen mainan, popok, serta makanan anak-anak mengalami peningkatan sejak Cina melonggarkan kebijakan Keluarga Berencananya (KB).

Salah satu produsen mainan yang sahamnya naik akibat kebijakan terbaru cina adalah Goldlok Holdings (Guangdong). Saham mereka naik ke batas 10 persen. Hal senada dialami oleh produsen perlengkapan balita Jinfa Labi Maternity & Baby Articles dan produsen susu formula Beingmate Co.

Manajer Hedge Fund yang berbasis di Beijing, Hu Yunlong, menyakini kenaikan nilai saham ini diakibatkan spekaulasi jangka pendek. Menurutnya, tidak bakal terjadi perubahan fundamental akibat kebijakan tiga anak Cina.

"Ini karena spekulasi saja," ujarnya, dikutip dari Reuters, Selasa, 1 Juni 2021.

Penasihat Investasi dari Guosheng Securities, Xu Qi, menyarakan investor untuk terus memantau perkembangan dari kebijakan Keluarga Berencana Cina. Menurutnya, dampaknya akan lumayan luas, hingga ke produsen-produsen garmen juga karena mereka bisa membuat pakaian bayi.

Secara umum, kebijakan tiga anak Cina ditanggapi skeptis oleh warga, akademisi, dan ekonom. Menurut mereka, kebijakan tersebut tidak akan menggenjot angka kelahiran di CIna. Sebab, problem utama dari menuanya populasi Cina bukanlah boleh atau tidaknya memiliki anak lebih dari satu, tetapi tingginya biaya hidup yang membuat pasangan ragu punya anak.

Salah satu yang beranggapan seperti itu adalah Hao Zhou, ekonom senior dari Commerzbank. Ia berkata, jika KB dilonggarkan menjadi tiga anak bisa meningkatkan angka kelahiran, maka hal itu seharusnya sudah terjadi sejak 2016. Pada 2016, Cina melonggarkan kebijakan satu anak per keluarga menjadi dua anak.

"Lagipula, siapa yang mau punya tiga anak? Pasangan muda saja maksimal hanya sanggup dua anak. Isu mendasarnya adalah biaya dan tekanan hidup yang terlalu tinggi," ujar Zhou, dikutip dari Reuters.

Administrasi Presiden Xi Jinping, per berita ini ditulis, belum memberikan komentar atas reaksi yang beragam terhadap kebijakan tiga anak Cina.

Baca juga: Mayoritas Warga Cina Tidak Terpikir Punya Tiga Anak Meskipun Diperbolehkan

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

13 jam lalu

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

3 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya