Akademisi dan Ekonom Skeptis Menanggapi Kebijakan Tiga Anak di Cina

Senin, 31 Mei 2021 19:00 WIB

Petugas medis melakukan senam bersama pasien anak-anak yang terjangkit virus Corona di salah satu rumah sakit di Wuhan, Cina, 1 Maret 2020. Sekelompok petugas medis bahkan mengambil jam kerja ekstra untuk berolahraga hingga belajar bersama pasien anak. Youtube

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak hanya warga saja yang kurang antusias menanggapi pelonggaran kebijakan Keluarga Berencana (KB) Cina. Ekonom dan akademisi memberikan reaksi serupa. Mereka ragu kebijakan yang memperbolehkan satu pasangan memiliki tiga anak tersebut bakal meningkatkan angka kelahiran di Cina.

Sebagian besar sepakat bahwa problem dari rendahnya angka kelahiran di Cina lebih ke masalah ekonomi dibanding rumah tangga. Mereka berkata, mayoritas warga Cina ragu bisa menghidupi dua anak, alih-alih tiga. Oleh karenanya, mereka ragu bakal ada warga yang terpikir atau mau untuk memiliki tiga anak meskipun diperbolehkan.

Salah satu yang beranggapan seperti itu adalah Hao Zhou, ekonom senior dari Commerzbank. Ia berkata, jika KB dilonggarkan menjadi tiga anak bisa meningkatkan angka kelahiran, maka hal itu seharusnya sudah terjadi sejak 2016. Pada 2016, Cina melonggarkan kebijakan satu anak per keluarga menjadi dua anak.

"Lagipula, siapa yang mau punya tiga anak? Pasangan muda saja maksimal hanya sanggup dua anak. Isu mendasarnya adalah biaya dan tekanan hidup yang terlalu tinggi," ujar Zhou, dikutip dari Reuters, Senin, 31 Mei 2021.

Hal senada disampaikan oleh Li Yifei, sosiolog dari NYU Shanghai. Ia berkata, untuk satu anak saja, ada banyak hal yang harus dipikirkan oleh orang tua. Hal itu mulai dari pendidikan, ekstrakurikuler, makanan, liburan, dan masih banyak lagi. Tidak semua orang tua, kata ia, mampu menghadapi beban-beban tersebut dikali tiga saat biaya hidup tengah tinggi-tingginya.

Seorang guru membantu murid-muridnya belajar tentang tanaman di sebuah taman kanak-kanak di Changsha, Provinsi Hunan, Cina, 2 September 2020. Taman kanak-kanak tersebut menumbuhkan kesadaran anak-anak untuk menghargai makanan sejak usia dini dan membantu mereka membentuk kebiasaan makan yang baik. Xinhua/Chen Zeguo


Jika administrasi Presiden Xi Jinping serius dengan kebijakan barunya, Li Yifei menyarankan mereka untuk mempersiapkan bantuan kesejahteraan dan sosial. Menurutnya, hal itu yang bakal menyakinkan warga untuk mempertimbangkan punya tiga anak.

"Tantangannya sungguh banyak dan membutuhkan koordinasi yang matang di berbagai kebijakan untuk menyakinkan warga. Tidak bijak mengharapkan warga langsung merespon kebijakan baru secara positif bak robot," ujar Yifei.

Sementara itu, Ye Liu selaku sosiolog dari King's College London menyatakan ada tiga tantangan yang perlu dipertimbangkan pemerintah jika ingin kebijakan barunya sukses. Ketiganya adalah biaya membesarkan anak, diskriminasi terhadap ibu hamil di lingkungan pekerjaan, serta minimnya perlindungan terhadap kesejahteraan anak di berbagai industri.

"Fakta di lapangan, tidak ada kebijakan konkrit yang merespon tantangan-tantangan di mana mencegah perempuan untuk (menimbang) memiliki anak," ujar Liu.

Sebagai catatan, Cina memiliki populasi sebesar 1,39 miliar jiwa per 2020. Angka kelahiran rata-rata menunjukkan 1,3 anak per satu perempuan di Cina. Rendahnya angka kelahiran didukung survei terbaru Xinhua yang menunjukkan bahwa mayoritas warga tidak pernah terpikir untuk memiliki anak hingga tiga.

"Saya bersedia untuk memiliki tiga anak apabila pemerintah memberikan saya 5 Juta Yuan Cina (Rp11 miliar)," ujar salah satu warga Cina di media sosial Weibo, menanggapi kebijakan keluarga berencana yang baru.

Baca juga: Mayoritas Warga Cina Tidak Terpikir Punya Tiga Anak Meskipun Diperbolehkan

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

10 menit lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

18 jam lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

21 jam lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

1 hari lalu

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

1 hari lalu

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

2 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

2 hari lalu

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

3 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

3 hari lalu

Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Luhut menggadang-gadang proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina. Berikut perbedaan spesifikasi dan lainnya dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya