Cina: Politisasi COVID-19 Telah Mengganggu Investigasi Asal Virus Corona

Kamis, 27 Mei 2021 20:47 WIB

Anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas menyelidiki asal muasal virus corona atau COVID-19 mengunjungi pameran tentang Cina memerangi Covid-19 di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 30 Januari 2021. Tim WHO sendiri hendak memusatkan penyelidikan mereka pada lembaga virologi di Wuhan, di mana salah satu laboratorium penelitian virus top Cina. REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Cina di Amerika merespon langkah Presiden Joe Biden yang meminta laporan investigasi asal virus Corona (COVID-19) ditindaklanjuti lagi, terutama indikasi virus berasal dari Cina. Menurut kedutaan, hal itu menunjukkan adanya langkah politis dan manipulasi untuk kemudian menyalahkan pihak tertentu perihal pandemi COVID-19.

"Politisasi investigasi asal usul COVID-19, atas nama sains, hanya akan memperumit pencarian asal-usul virus tersebut. Apa yang didapat justru 'virus politis' yang berdampak pada kerjasama internasional," ujar Kedutaan Besar Cina di Amerika pada pernyataan persnya, Kamis, 27 Mei 2021.

Meski menuding adanya politisasi terhadap investigasi asal usul COVID-19, Kedutaan Besar Cina menegaskan bahwa mereka tidak mempermasalahkan investigasi itu sendiri. Menurut mereka, investigasi memang perlu ada untuk mengetahui dari mana virus berasal.

Adapun Cina meminta investigasi tidak terbatas pada satu negara saja. Mereka berkata, investigasi harus bersifat kompresif, memeriksa kasus-kasus awal COVID-19 serta pangkalan-pangkalan tersembunyi atau laboratorium biologis di seluruh dunia.

"Studi dan investigasi tersebut harus menyeluruh, transparan, dan mengacu pada bukti untuk mendapatkan inti permasalahannya," ujar Kedutaan Besar Cina yang berkali-kali menyakini investigasi asal-usul COVID-19 bernada politis dan upaya untuk menyudutkannya.

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang sektor lapangan pekerjaan dan ekonomi di Gedung Putih di Washington, AS, 7 April 2021. [REUTERS / Kevin Lamarque]

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joe Biden mengatakan bahwa agensi-agensi intelijen Amerika terpecah soal investigasi asal-usul COVID-19. Agensi-agensi tersebut, kata ia, ada yang menyakini virus berasal dari kontak manusia dan hewan, ada juga yang menyakini berasal dari kebocoran laboratorium.

Atas hal itu, Joe Biden meminta agensi-agensi intelijen Amerika untuk meningkatkan penyelidikannya soal asal-usul COVID-19. Di saat bersamaan, WHO mulai membahas kemungkinan investigasi kedua ke Cina. Sebab, para pakar WHO mengeluhkan soal dibatasinya akses selama penyelidikan oleh Cina. Mereka menganggap apa yang mereka lakukan lebih seperti audit laporan Cina dibanding investigasi.

Peneliti kesehatan global dari Dewan Hubungan Luar Negeri Washington, Yanzhong Huang, menyebut minimnya keterbukaan Cina adalah pemicu teori lab bocor muncul kembali. "Investigasi membutuhkan transparansi dan keterbukaan untuk mendapatkan hasil yang bisa dipercaya," ujarnya soal investigasi asal usul COVID-19.

Baca juga: Joe Biden Perintahkan Intelijen AS Selidiki Asal-Usul Virus Corona

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

16 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

17 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

18 jam lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

21 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

21 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya