Di Depan Pengusaha AS, Erdogan Singgung Era Baru Turki-Amerika

Kamis, 27 Mei 2021 06:30 WIB

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.[Presidential Press Office / Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bulan depan akan menandai dimulainya era baru antara kedua negara. Hal ini ia sampaikan saat menerima sejumlah pengusaha besar asal AS di kantornya.

"Saya percaya bahwa pertemuan kami dengan Tuan Biden di KTT NATO akan menjadi pertanda era baru," kata Erdogan dikutip dari Daily Sabah, Kamis, 27 Mei 2021.

Rencana pertemuan Erdogan dan koleganya itu sudah dibahas dalam panggilan telepon pertama mereka sejak Joe Biden menjabat pada Januari lalu. Keduanya sepakat untuk bertemu di sela-sela KTT NATO di Brussel pada 14 Juni.

Advertising
Advertising

"Dari Suriah hingga Libya, dan dari perang melawan terorisme hingga energi, dan dari perdagangan hingga investasi, kami memiliki potensi kerja sama yang serius dengan AS," kata Erdogan.

Di sisi politik, Turki dan Amerika Serikat kerap berseteru. Mulai dari pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia oleh Turki hingga dukungan AS untuk kelompok teroris YPG, dan penolakan AS untuk mengekstradisi Fetullah Gülen, pemimpin Grup Teror Gulen (FETÖ). AS bahkan menjatuhkan sanksi pada Turki terkait pembelian S-400.

Terbaru, Turki dan AS berbeda sikap soal pendudukan Israel di Palestina. Erdogan sempat menyebut Joe Biden menulis sejarah dengan tangan penuh darah karena mendukung Israel.

Namun di hadapan para pengusaha Amerika Serikat, Erdogan mengatakan pihaknya upaya penuh untuk memastikan politik tidak merusak perdagangan.

Dia menekankan bahwa Turki dan AS harus menghidupkan mekanisme strategi ekonomi dan kemitraan demi mewujudkan volume perdagangan tahunan antara kedua negara hingga US$ 100 miliar.

“Untuk mencapai tujuan kami sebesar US$ 100 miliar dalam volume perdagangan, kami membutuhkan pendekatan yang tulus, penuh hormat, berdasarkan pada kepentingan dan nilai yang sama," ucap Erdogan.

Merujuk laporan Daily Sabah, nilai perdagangan Turki-AS mencapai sekitar US$ 21 miliar pada 2019.

Perdagangan bilateral terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Meski ada pandemi virus corona volume perdagangan kedua negara melebihi US$ 20 miliar pada 2020.

Lebih dari 1.700 perusahaan Amerika dengan total aset US$ 31,2 miliar beroperasi di Turki dan menyediakan lapangan kerja bagi 78 ribu orang. “Jumlah total investasi AS di Turki telah mencapai US$ 13 miliar,” tutur Erdogan.

Baca juga: Erdogan Sebut Joe Biden Miliki Tangan Penuh Darah Karena Dukung Israel

Sumber: DAILY SABAH

Berita terkait

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

9 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

11 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

23 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

1 hari lalu

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

Seorang Bendesa Adat Berawa di Bali berinisial KR diduga memerasa pengusaha demi memberikan rekomendasi izin investasi

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya