Boris Johnson Bantah Tudingan Sebut Pandemi COVID-19 Takhayul

Rabu, 26 Mei 2021 20:45 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama konferensi pers virtual, setelah memimpin pertemuan COBRA, yang diadakan sebagai tanggapan atas peningkatan pembatasan perjalanan di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di 10 Downing Street, di London, Inggris, 21 Desember 2020. [Tolga Akmen / Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson merespon tudingan mantan penasihatnya, Dominic Cummings, soal dirinya sepelekan pandemi COVID-19. Johnson berkata, dia membantah semua tudingan yang disampaikan Cummings, menganggapnya tidak berdasar.

Di depan Parlemen, Johnson menjelaskan bahwa pemerintah Inggris tidak pernah menyepelekan pandemi COVID-19. Dan, menurut dia, tidak ada satupun yang bisa menuding pemerintah menyepelekan pandemi COVID-19 secara kredibel.

"Kami sudah bekerja mati-matian untuk meminimalisir jumlah korban," ujar Johnson, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 26 Mei 2021.

Johnson melanjutkan bahwa tidak gampang merespon sebuah pandemi, apalagi yang semasif pandemi COVID-19. Ia berkata, setiap keputusan pengendalian memiliki resiko, tak terkecuali lockdown. Oleh karena itu, menurutnya, tidak pantas Cummings mengkritik upaya yang dilakukan pemerintah Inggris.

"Penanganan pandemi COVID-19 adalah salah satu hal tersulit yang pernah dihadapi negeri ini. Tidak ada keputusan yang mudah untuk meresponnya."

"Ketika kami memutuskan lockdown, itu hal yang traumatis untuk negeri ini. Merespon pandemi sebesar ini sangatlah sulit," ujar Johnson menegaskan.

Dominic Cummings, penasihat khusus untuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tiba di luar Downing Street selama wabah penyakit virus corona (Covid-19), London, Inggris, 14 Mei 2020. [REUTERS / John Sibley]


Diberitakan sebelumnya, Dominic Cummings menyebut mantan bosnya itu terlalu menyepelekan pandemi COVID-19. Saking menyepelekannya, kata Cummings, Johnson sempat menganggap COVID-19 sebagai takhayul dan meminta dirinya disuntik dengan virus itu sebagai pembuktian.

Cummings berkata, sikap Boris Johnson tersebut berdampak pada penanganan pandemi COVID-19. Inggris jadi telat merespon ancaman yang telah menewaskan 127 ribu warga mereka itu. Dampaknya, Inggris sempat menjadi negara paling terdampak pandemi COVID-19 di benua Eropa dengan angka kasus dan kematian melebihi tetangga-tetangganya.

Adapun Cummings menegaskan bahwa dirinya pun ikut bertanggung jawab atas lambannya respon Inggris. Salah satunya, dirinya gagal menyakinkan Boris Johnson untuk segera melakukan lockdown.

"Pada 14 Maret 2020, saya mengatakan Inggris harus segera lockdown, tapi rencana itu tidak dipertimbangkan. Ada kegagalan untuk menyadari betapa cepatnya virus COVID-19 menyebar," ujar Cummings yang membantu Boris Johnson memenangkan Brexit dan kursi PM Inggris.

Baca juga: Mantan Penasihat: Boris Johnson Sempat Minta Disuntik Virus COVID-19

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

13 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

22 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

23 jam lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

2 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

3 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

4 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

4 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya