EKSKLUSIF, Warga Palestina Skeptis Gencatan Senjata dengan Israel Bakal Awet

Sabtu, 22 Mei 2021 13:00 WIB

Warga Palestina berkumpul setelah kembali ke rumah mereka yang dihancurkan oleh serangan Israel dalam kekerasan lintas batas baru-baru ini antara militan Palestina dan Israel, menyusul gencatan senjata Israel-Hamas, di Gaza 21 Mei 2021. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

TEMPO.CO, Jakarta - Gencatan senjata dengan Israel dirayakan bak Idul Fitri di Palestina. Teriakan takbir terdengar di berbagai kota, diikuti warga yang saling berpelukan karena mereka tak lagi berhadapan dengan maut. Sebelumnya, selama 11 hari, nyawa mereka terancam oleh ribuan serangan roket Israel yang diklaim "pertahanan diri".

Meski gencatan sudah tercapai berkat upaya mediasi dari Mesir, warga Palestina tetap waspada. Mereka tahu Israel bisa kapan saja memlintir kesepakatan damai yang ada. Maklum, hal itu sudah terjadi berkali-kali walaupun gencatan apapun patut disyukuri. Salah satu hal yang dikhawatirkan warga Palestina, serangan ke Gaza dialihkan ke wilayah lain. Gaza bukan satu-satunya titik panas di Palestina.

Kekhawatiran itu terbukti. Usai Salat Jumat, bentrokan antara warga Palestina dan aparat Israel kembali terjadi. Lagi-lagi di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur. Aparat Israel membubarkan warga yang merayakan gencatan senjata dengan menembakkan gas air mata, bom asap, serta peluru karet. Warga Yerusalem Timur mengaku tidak kaget bentrokan terjadi lagi.

"Jujur saya sudah tidak kaget lagi. Israel tidak pernah benar-benar berkomitmen untuk kesepakatan (gencatan senjata) seperti itu," ujar warga Yerusalem Timur, Haya, ketika diwawancarai Tempo via telepon, Jumat waktu setempat, 21 Mei 2021.

Anggota polisi Israel berjaga selama bentrokan dengan warga Palestina di kompleks Masjid Al Aqsa, di Kota Tua Yerusalem, 10 Mei 2021. Kerusuhan terjadi di saat Israel merayakan Hari Yerusalem yang memperingati perebutannya atas beberapa bagian kota dalam perang Arab-Israel tahun 1967. REUTERS/Ammar Awad

Baca juga: Polisi Israel dan Warga Palestina Bentrok Lagi di Masjid Al-Aqsa

Haya berkata, jika Israel memang benar-benar berniat untuk gencatan senjata, maka bentrokan di Al-Aqsa tak seharusnya terjadi lagi. Apalagi, kata ia, serangan dilakukan tanpa alasan yang jelas, sama seperti serangan-serangan sebelumnya. Oleh karenanya, ia merasa gencatan senjata tidak akan berlangsung lama.

Paling lama, menurut Haya, situasi akan mereda selama kurang lebih 2-3 bulan saja terutama untuk wilayah Gaza. Setelah periode tersebut, ia memprediksi serangan-serangan akan dimulai lagi, baik oleh aparat Israel maupun mereka yang menduduki wilayah Palestina secara ilegal. Hal itu, kata ia, berkaca pada pengalaman-pengalaman sebelumnya, salah satunya pada Perang Gaza di tahun 2014.

"Kami memang sangat-sangat haus untuk merayakan sesuatu (seperti gencatan senjata) karena kami hidup menderita selama ini...Kami berjuang seorang diri dan negara-negara Arab lainnya jarang mengintervensi. Namun, kami sadar bahwa kami juga harus waspada karena Israel tidak pernah memegang komitmennya."

"Gencatan senjata ketika pendudukan berlangsung itu selalu bersifat temporer. Sewaktu-waktu kami bisa saja dibunuh, diserang, ditendang darti rumah kami, atau dipenjara. Tidak ada hidup normal," ujar Haya menegaskan.

Sikap skeptis yang sama ditunjukkan oleh Ziad, warga Palestina asal Tepi Barat (West Bank). Ia berkata, selama gencatan senjata tidak diikuti dengan sebuah perjanjian yang berkekuatan hukum, maka Israel bisa kapan saja kembali menyerang. Serangan berikutnya bisa jadi tidak di Gaza, tetapi di wilayah lainnya.

Sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel terlihat dari Ashkelon, Israel 12 Mei 2021. REUTERS/Amir Cohen

"Kuberitahu, mereka tidak akan mendiamkan Sheikh Jarrah, mereka tidak akan mendiamkan Yerusalem Timur, mereka tidak akan mendiamkan warga Palestina di manapun itu kecuali Gaza. Mereka hanya akan berhenti menyerang Gaza," ujar Ziad kepada Tempo via telepon.

Ziad menambahkan, serangan Israel kepada warga Palestina, terjadi harian, bukan sebulan sekali ataupun setahun sekali. Kasus Sheikh Jarrah, Al-Aqsa, dan Gaza akhir-akhir ini, kata ia, hanyalah apa yang membuat media kembali menyorot situasi Palestina dan Israel. Itulah kenapa, dirinya tetap waspada akan kemungkinan serangan lanjutan dari Israel.

Per berita ini ditulis, ada 200 lebih orang yang menjadi korban pertempuran Israel dan Palestina. Menurut data WHO, ada 257 orang meninggal dan 8.538 cedera selama 11 hari pertempuran antara milisi Palestina (Hamas) dengan angkatan bersenjata Israel.

Di Israel, PM Benjamin Netanyahu dikritik keras karena menyetujui gencatan senjata. Kelompok oposisi bahkan menyebut keputusan Netanyahu memalukan. Partai sayap kanan Israel, Jewis Power Party, mengatakan keputusan Netanyahu adalah sikap tunduk terhadap dikte dari Hamas.

Netanyahu membela diri, mengatakan bahwa apa yang dilakukan angkatan bersenjata Israel telah memberi dampak besar ke Hamas. "Angkatan bersenjata telah memberikan kerusakan maksimum ke Hamas dengan jumlah korban minimum di Israel," ujar Netanyahu soal serangan roket ke Palestina.

Baca juga: 11 Hari Pertempuran dengan Israel, Segini Kerugian yang Dialami Gaza

ISTMAN MP

Berita terkait

Top 3 Dunia: Saling Serang Hamas-Israel di Rafah

2 jam lalu

Top 3 Dunia: Saling Serang Hamas-Israel di Rafah

Berita Top 3 Dunia pada Senin 6 Mei 2024 berkutat soal saling serang Hamas dan Israel di Rafah, kota di selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

9 jam lalu

Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

Gelombang protes mahasiswa pro-Palestina sedang terjadi di seluruh bagian dunia, sebuah gerakan yang diharapkan dapat menghentikan genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

11 jam lalu

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

Israel telah meminta warga Palestina untuk mengosongkan bagian-bagian kota Rafahit di Gaza untuk persiapan serangan terhdap Hamas.

Baca Selengkapnya

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

12 jam lalu

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menghentikan rencana serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

8 Bulan Perang Gaza: 4 Tekanan yang Dihadapi Netanyahu

12 jam lalu

8 Bulan Perang Gaza: 4 Tekanan yang Dihadapi Netanyahu

Media Israel melaporkan bahwa tingkat tekanan dari Amerika Serikat akan menentukan tanggapan Netanyahu terhadap upaya pemerintahan Biden.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Warga Palestina dari Rafah, Belgia: Invasi akan Berujung pada Pembantaian

13 jam lalu

Israel Usir Warga Palestina dari Rafah, Belgia: Invasi akan Berujung pada Pembantaian

Brussels sedang berupaya menerapkan sanksi lebih lanjut terhadap Israel, kata wakil perdana menteri Belgia

Baca Selengkapnya

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

14 jam lalu

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

Seorang pria mendesak Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk mundur dalam upacara Hari Peringatan Holocaust

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

14 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Dari AS, Protes Mahasiswa Pro-Palestina Menyebar ke Negara-negara Ini

14 jam lalu

Dari AS, Protes Mahasiswa Pro-Palestina Menyebar ke Negara-negara Ini

Mahasiswa di kampus-kampus di seluruh dunia menggelar unjuk pro-Palestina untuk memprotes genosida di Gaza oleh Israel.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

14 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya